Lebih-lebih ketika Spanyol berada di bawah rezim Jenderal Franco yang memproklamirkan diri sebagai penguasa Spanyol pada tahun 1939 setelah menggulingkan pemerintas sayap kiri Spanyol.
Baca Juga: Masih Ingat Koin Rp500 Melati? Harganya Sudah 10.000 Kali Lipat, Apa Benar Ada Kandungan Emasnya?
Masyarakat Catalan sendiri punya motto "Mes que un club" yang artinya lebih dari sekadar klub.
Pesan tersebut adalah suara yang menyatakan diri sebagai kebebasan dan suara untuk melawan ketidakadilan dan penindasan Franco.
Ketika Real Madrid Bertandang ke markas Catalan pada leg pertama Copa Del Generalismo, sekarang Copa Del Rey, mereka bersiul keras mencemooh dan mengejek dengan lantang ketika pemain Si Putih menyentuh bola.
Namun ketika pertandingan di leg kedua suasana berubah menjadi gila, bahkan tim dari Catalan itu diperlakukan seperti budak di sebuah arena gladiator.
Baca Juga : Masih Ingat Kakek 75 Tahun yang Nikahi Gadis Berusia 25 Tahun? Begini Kondisi Keduanya Sekarang
Dengan jeritan dan peluit darah lebih dari 20 ribu pendukung Madrid berteriak melecut dan intimidasi para pemain Catalan, hingga ketakutan menyelimuti pertandingan tersebut.
Alhasil 11 Gol bersarang di gawang Barcelona, sebagai tim yang begitu ketakutan dengan perilaku penonton dan intimidasi yang cukup mengerikan kala itu.
Enrique Piñeyro Queralt, presiden Barca pada saat itu, bahkan mengundurkan diri karene kecewa dengan hasil pertandingan.
Hal ini bahkan berlangsung hingga tahun 1943 dan tontonal El Classico tidak sebrutal pada sebelum-sebelumnya--ketika pengaruh Franco sudah mulai memudar.
Source | : | sportskeeda.com |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR