Intisari-Online.com - Banyaknya peristiwa Galaxy Note 7 yang mendadak terbakar membuat dunia penerbangan mengambil langkah pencegahan demi menjaga penumpang dari potensi bahaya, termasuk di Tanah Air.
Maskapai Garuda Indonesia, misalnya, mengeluarkan pengumuman yang isinya melarang penumpang memakai atau mengisi baterai Galaxy Note 7 selagi berada di dalam pesawat.
“Bersama ini kami sampaikan bahwa setiap penumpang Garuda Indonesia yang memiliki perangkat Samsung Galaxy Note 7 untuk dapat menonaktfikan perangkat tersebut setiap saat selama penerbangan,” tulis Garuda Indonesia dalam keterangan resmi di situsnya.
Disebutkan juga bahwa ponsel itu tak boleh disimpan di dalam bagasi, harus dibawa masuk ke dalam kabin pesawat bersama penumpang.
Langkah Garuda Indonesia tersebut muncul sebagai reaksi atas pengumuman dari Otoritas penerbangan Amerika Serikat, Federal Aviation Administration (FAA).
Minggu lalu, FAA memasukkan peringatan khusus mengenai Galaxy Note 7 dalam laman infrormasi “barang berbahaya” di pesawat.
Pernyataan dari FAA lebih bersifat imbauan kepada penumpang, bukan perintah langsung kepada maskapai-maskapai AS agar melarang pemakaian Galaxy Note 7 di pesawat.
Meski begitu, otoritas penerbangan tersebut dikenal sangat jarang melakukan penyebutan merek ponsel secara spesifik dalam panduan mengenai barang berbahaya.
Adapun Galaxy Note 7 dikategorikan oleh FAA sebagai benda berbahaya yang bisa menimbulkan percikan api (fire hazard) di udara.
Dilarang maskapai lain
Selain Garuda Indonesia, sejumlah maskapai penerbangan lain di Asia kini menerapkan kebijakan serupa, antara lain Malaysia Airlines dan AirAsia Indonesia.
“Penumpang AirAsia dan AirAsia X yang membawa Samsung Galaxy Note 7 diharuskan mematikan perangkat tersebut hingga turun dari pesawat,” kicau AirAsia melalui akun Twitternya, Sabtu (10/9/2016).
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR