Intisari-Online.com – Umumnya masyarakat cenderung menyalahkan pihak wanita bila suatu perkawinan tidak mempunyai anak. Kemungkinan itu ada, tetapi kita tidak boleh berat sebelah.
Baik suami maupun istri harus diperiksa kedua-duanya. Dalam hal ini, pemeriksaan pada pihak pria sebaiknya didahulukan karena relatif lebih sederhana, yakni dengan analisa semen.
Yang dimaksud dengan semen adakah cairan mukoid yang kental keputih-putihan yang dikeluarkan oleh alat kelamin pria.
Semen terdiri dari 2 bagian, yakni spermatozoa (sel kelamin jantan) dan plasma seminal.
Spermatozoa dihasilkan oleh kelenjar kelamin jantan, yakni testis. Testis ini terletak dalam 1 kantung yang disebut scrotum.
Baca juga: Istri Tak Kunjung Hamil? Ini 5 Cara Mudah Untuk Memaksimalkan Jumlah Sperma
Proses pembentukan spermatozoa dalam testis disebut spermatogenesis. Proses ini dipengaruhi oleh 2 macam hormon, yaitu testosteron, yang dihasilkan oleh testis sendiri dan FSH (Follicle stimulating hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise.
Produksi testosteron juga dipengaruhi oleh hormon lain yang juga dihasilkan oleh hipofise, yaitu ICSH (Intestitial Cell Stimulating Hormone). Testosteron selain mempengaruhi proses spermatogenesis, juga mempengaruhi pertumbuhan sifat-sifat sex sekunder pada seorang laki-laki misalnya pertumbuhan massa otot, pertumbuhan rambut dan sebagainya.
Komponen lain dari semen adalah plasma seminal. Plasma seminal merupakan suatu cairan yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar kelamin tambahan, seperti prostat, kelenjar Cowperi dan kelenjar-kelenjar lain yang kecil-kecil di sepanjang saluran kelamin.
Bila akan dilakukan analisa semen, maka diminta supaya orang yang akan diperiksa tidak ejakulasi (abstinensia) selama 4 - 7 hari. Semen dapat dikeluarkan dengan 2 jalan, yakni masturbasi (onani) atau dengan cara coitus interuptus.
Baca juga: Inilah 6 Cara Sederhana yang Ampuh untuk Meningkatkan Jumlah Sperma
Kemudian semen dikumpulkan dalam botol penampung yang bersih. Jangan menampung semen dalam kondom, karena kondom mengandung zat spermatisid, yakni zat yang dapat mematikan spermatozoa.
Kemudian semen dibawa ke laboratorium klinik atau laboratorium biologi. Pemeriksaan harus dilakukan dengan segera.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR