Tapi menjalankan tugas khusus melindungi fasilitas AS dan sekutunya serta melindungi orang-orang Barat yang sedang mengerjakan proyek.
Para pekerja proyek juga ada yang berasal dari tentara bayaran terutama para personel yang menguasai teknologi penerbangan, bandara, komputer, komunikasi, perminyakan dan lainnya.
Biasanya jika fasilitas atau rombongan pekerja proyek itu disergap oleh gerilyawan Irak, personel tentara bayaranlah yang pertama kali menghadapi.
BACA JUGA: Kisah Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak
Sambil bertempur mereka menghubungi pasukan sekutu guna menuntaskan aksi para gerilyawan itu.
Lantaran pasukan perlawanan Irak kerap menggempur dengan taktik nekat dan tak segan-segan mengerahkan pembom bunuh diri, telah banyak tentara bayaran yang jadi korban.
Pasalnya para penyerang Irak kini lebih suka menyergap tentara bayaran sebagai sasaran favorit mengingat jumlahnya yang sedikit dan hanya bersenjata ringan.
Dalam sebulan, kadang sekitar 5-6 personel tentara bayaran tewas disergap pasukan perlawanan Irak.
Jika sedang apes, sejumlah tentara bayaran malah berhasil ditangkap gerilyawan, disandera, disiksa, dan kemudian dibunuh.
Para pekerja yang bukan tentara bayaran yang berasal dari Jerman, Perancis, dan Rusia akhirnya memilih pulang kampung daripada harus menghadapi keberingasan gerilyawan Irak.
Sedangkan mereka yang memilih terus bekerja minta jaminan asuransi yang nilainya menjadi sangat besar 250.000-500.000 dollar AS per orang.
Untuk mengantisipasi sergapan yang makin menjadi-jadi itu, kini para tentara bayaran dilengkapi senjata-senjata berat dan bertugas dalam tim berjumlah besar.
Jumlah kekuatan tentara bayaran di Irak bahkan merupakan yang kedua setelah pasukan koalisi.
Bedanya, tentara bayaran mendapat gaji yang lebih besar dibanding tentara reguler sekutu.
Tapi mereka tetap memiliki risiko yang sama, bertaruh nyawa di medan perang Irak yang kini justru makin kisruh keadaannya.
BACA JUGA: Mohamed Salah, Pahlawan Liverpool yang Mengubah Pandangan Rakyat Inggris Terhadap Islam
Source | : | dari berbagai sumber |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR