Baca Juga: Kini Banyak Diabaikan, Beginilah Kesaktian Weton Kelahiran Bagi Orang Jawa
Bahkan, Chuang, juara dunia tenis meja Cina harus mengucapkan kritik terhadap dirinya sendiri:
"Saya tidak boleh menerima arloji dari setan asing, saya malu atas perbuatan saya."
Masa-masa itu adalah zaman kegelapan dunia olahraga Cina.
Keinginan mengejar prestasi tinggi dalam bidang olahraga pun dianggap tabu.
Baca Juga: Hanya dengan Melihat Wajahnya, Ternyata Kita Dapat Tahu Kaya atau Tidaknya Seseorang
Mao Zedong juga bepandangan bahwa persahabatan lebih penting dari kemenangan.
Dalam koran Beijing pun dimuat anggapan bahwa mengejar medali adalah hal rendah.
Ajang-ajang itu serupa obat bius borjuis yang dapat meracuni moral manusia sosialis.
Namun seiring menipisnya pengaruh Mao Zedong dan sepeninggalannya pada 1976, Cina dapat berubah menjadi lebih terbuka.
Baca Juga: (Foto) Masih Ingat Bule Inggris yang Menikahi Pria Padang Ini? Begini Kabarnya Sekarang!
Pada 1971, Cina memulai diplomasi tenis meja dengan Ameika dan pada 1979 kembali bergabung dalam IOC.
Sebagai gantinya, Cina kemudian juga mengalami revolusi olahraga yang didukung para politikus.
Bahkan Beijing menawarkan diri sebagai tuan rumnah Asian Games tahun 1990 dan tahun 2000 ingin menjadi tuan rumah Olimpiade.
Bahkan Asian Games ke-16 juga digelar di Cina serta Asian Games ke-19 pada 2022 mendatang juga direncanakan untuk diadakan di Cina.
Baca Juga: Evolusi Suku Bajau Indonesia: Mampu Menahan Napas 13 Menit Hingga di Kedalaman 61 Meter!
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR