Intisari-online.com - Tradisi bakar uang memang menjadi sebuah budaya di China, dikenal dengan sebutan Kertas Joss, uang hantu atau kertas roh.
Sesajen uang kertas China di bakar sebagai hadiah untuk dewa dan orang mati selama pemakaman Trdisional China dan hari libur khusus seperti Tahun Baru Imlek dan Festival China Ming.
Tradisi ini mungkin juga banyak dikenal bagi beberapa etnis Tionghoa di Indonesia dimana banyak juga kita jumpai pemakaman Tionghoa di Indonesia.
Berikut ini adalah lima hal yang harus Anda ketahui tentang praktik yang konon telah berusia berabad-abad ini, seperti dilansir dari Theculturetrip :
Baca Juga : Kisah Reuni Singa dan Tuannya yang Berpisah 7 Tahun Bikin Hati Meleleh
1. Digunakan sejak 1000 SM.
Bukti arkeologis menunjukkan bahwa uang Imitasi dari kertas ini sudah ada sejak 1000 SM.
Pada periode awal sejarah Cina, nenek moyang ditawari objek bernilai nyata, seperti artifak keramik dan kayu. Kemudian, ini diganti dengan representasi kertas.
Replika rumah, kuda, pelayan, dan pakaian dari kertas mulai muncul dalam Dinasti Song (960-1279).
Baca Juga : Jangan Dibuang, Silica Gel Punya Segudang Manfaat yang Bisa Diketahui Lewat Warnanya
2. Mereka ditawarkan kepada dewa, leluhur dan roh-roh yang terabaikan
Uang tersebut diberikan kepada Dewa untuk meminta berkah atau bantuan dan kepada leluhur sebagai bukti ia berbakti dan sebagai bentuk pengabdian.
Source | : | theculturetrip |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR