Advertorial
Intisari-Online.com – Tak biasanya Tiko mengirim pesan lewat Whats App, “Ma, nanti sore pulang sekolah Tiko mau bicara.”
Ada apakah? Sore itu Nia menyambut Tiko dengan senyum selebar-lebarnya untuk menyembunyikan rasa gundahnya.
“Mama, kata teman-temanku, Ketua OSIS mesti dicopot. Kata mereka, Ketua OSIS memakai dana OSIS buat pesta pribadi.”
Hatinya serasa terperosok di tebing curam. Putrinya, Iput, adalah ketua OSIS di SMP Tiko.
Iput pulang sangat terlambat dan langsung masuk kamar. Ketika keluar, kelopak matanya sembab, ekspresi wajahnya mendung dan sedih.
Di meja makan, tanpa diminta Iput langsung bercerita, “Tadi aku dipanggil Pak Kepsek. Ada laporan dari siswa, kalau aku sudah memakai dana OSIS untuk pesta pribadi. Beliau minta penjelasan.
Kupanggil pengurus inti OSIS. Kami tunjukkan semua catatan keuangan dan bukti simpanan dana OSIS di bank. Akhirnya Pak Kepsek malah memberi selamat karena kami dinilai berhasil mengelola dana dengan baik sekali.”
Nia dan suaminya menarik napas lega. “Tapi kenapa kamu masih sedih?”
Baca juga: Ketika Para Penjahat Pamerkan Hasil Curiannya di Media Sosial, Sombong Sekaligus Ceroboh
“Itulah Ma. Sumber berita itu ternyata Triana, sahabatku sendiri.”
Nia teringat, beberapa bulan lalu, putrinya dan Triana bertengkar hebat. Triana ingin meminjam dana kas OSIS untuk pesta ultah ke-17.
Karena tidak dikabulkan, Triana sakit hati, menyebut Iput bukan sahabatnya lagi. Setelah itu dikiranya mereka sudah berbaikan.
Lamunannya terpecah oleh suara suaminya. “Nah, Tiko, sekarang kautahu, cerita yang ramai diberitakan belum tentu benar.”
“Ya Pa. Ngeri betul membaca di medsos tentang Kakak.”
Pelajaran yang amat berharga untuk Tiko. (Lily Wibisono – Intisari Mei 2016)
Baca juga: Jejaring dan Media Sosial: Kuasai, Jangan Dikuasai!