Sikap Rusia itu menunjukkan bahwa Putin sebenarnya tidak ingin berperang melawan AS dan sekutunya secara terbuka di Suriah.
Karena putin sendiri tidak yakin menang dan secara material serta finansial akan mengalami kerugian besar.
Baca juga: AS Luncurkan Tomahowk di Serangan Pertama ke Suriah, Biayanya Setara 30 Km Jalan Tol di Indonesia
Pasalnya misi utama Rusia membantu Suriah adalah agar Presiden Bashar al Assad tetap berkuasa dan minyak-minyak Suriah pun lancar dikirimkan ke Rusia.
Tujuan Rusia ke Suriah untuk cari uang dan bukan berperang bahkan ditunjukkan melalui pengiriman pasukan bayaran Rusia yang bertempur melawan pasukan pemberontak Suriah.
Pasukan bayaran Rusia yang dibayar oleh Suriah itu sejumlah di antaranya bahkan telah tewas oleh serangan udara AS.
Atas serangan udara yang mengakibatkan tewasnya sejumlah tentara bayaran itu, Rusia tidak bisa berbuat banyak mengingat tentara bayaran Rusia statusnya bukan militer resmi tapi sukarelawan.
Apalagi selama misi tempur untuk mendukung Suriah, Rusia sedikitnya telah kehilangan dua pesawat tempur, satu jet tempur Su-25 rontok ditembak jatuh pemberontak dan satu lagi pesawat transpor militer jatuh ‘karena masalah teknis’.
Dengan kerugian-kerugian material dan korban jiwa tentaranya yang sudah dialami, maka Rusia tampaknya sengaja menghindari perang terbuka melawan AS di Suriah karena tidak yakin memenangkan peperangan.
Apalagi tujuan utama Rusia di Suriah bukan menguasai negara itu .
Tetapi selain minyak, Rusia juga berambisi memiliki pangkalan militer yang bisa digunakan untuk memberikan pengaruh di Timur Tengah yang notabene telah dijadikan ‘tambang minyak’ oleh Rusia.
Source | : | Dailymail.co.uk,guardian.com,CNN.com |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR