Advertorial
Intisari-Online.com- Sejak Asian Games pertama di New Delhi tahun 1951 digelar, balap sepeda telah dilombakan.
Pada awalnya, balap sepeda Asian Games hanya dilakukan di jalan tol dan Velodrome
Sejak Asian Games XIII di Bangkok tahun 1998, sepeda gunung mulai dilombakan, dengan pertandingan cross-country dan downhill.
Meski selain diperlombakan sepeda kini juga menjadi salah satu moda transportasi yang diperhitungkan, awalnya ia dikucilkan.
Baca Juga:Mayoritas Serangan Rudal AS ke Suriah Berhasil Ditangkis, Trump Bisa Makin Kalap Nih
Seperti pernah ditulis di majalah HAI edisi November tahun 1978, bangsawan Jerman bernama Sauerbronn adalah yang pertama membuat ptototipe sepeda.
Sepeda itu tak berpedal dan Sauerbronn duduk di atas sadel dan kedua belah kakinya menginjak tanah.
Dia menjalankan sepeda itu dengan kedua kakinya bergantian melangkah, mendorong maju sepeda itu.
Karena tak memakai per, maka roda kayu yang keras menyebabkannya berguncang-guncang.
Sepeda yang saat itu dikenal dengan velocipede adalah nenek moyang sepeda masa kini.
Namun, sambutan masyarakat di Mannheim, Jerman, jauh dari memuaskan.Bahkan mereka mengejek, mengatakannya 'badut.'
Di Inggris sepeda dikenal sebagai 'Kuda Hobi' atau 'Roda Pesolek.'
Artinya sepeda hanya dipakai oleh para pesolek dan orang-orang kaya yang sanggup membelinya.
Sepeda juga awalnya dianggap tak aman untuk digunakan di jalan-jalan raya.
Lama-kelamaan penggunaan sepeda menjadi populer.
Produksi secara besar-besaran menjadikan harganya murah dan mudah dijangkau.
Dari tahun 1877 hingga 1902, penggunaan sepeda semakin populer.
Kemudian balap sepeda mulai dikenal yang segera menjadi olahraga.
Balap sepeda yang pertama kali diadakan di Madison Square Garden, New York tahun 1891.
Hingga kini balap sepeda juga masih populer terbukti dari eksistensinya di Asian Games yang terbagi menjadi 4 kategori.
Yakni BMX Race, Road Race, MTB, dan Track.