Selain itu, netizen juga mengkritik beberapa rumah sakit yang memperbolehkan aborsi.
“Apakah legal bagi rumah sakit untuk melaksanakan begitu banyak aborsi?”, tulis seorang netizen dari Provinsi Gansu.
“Bahkan jika Anda membutuhkan uang, bagaimana mungkin Anda mengorbankan nyawa bayi yang tak berdosa?”, tulis seorang netizen dari Guangdong.
Sementara netizen lain dari Zhejiang meminta agar pihak rumah sakit tidak perlu memberi tahu jenis kelamin bayi.
Sebenarnya kasus yang menimpa Ny. Chen, meskipun tragis, bukanlah kasus aborsi paksa yang terburuk dalam sejarah China.
Pada tahun 2013, pejabat kontrol populasi rezim China memaksa wanita yang sedang hamil 7 bulan, Ny. Gong Qifeng, untuk melakukan persalinan karena dia akan memiliki anak kedua.
Wanita wanita dari Provinsi Hunan ini dikatakan melakukan pelanggaran terhadap kebijakan satu anak satu keluarga di China.
Pada akhirnya, Ny. Gong terpaksa melahirkan bayi lak-laki yang lahir mati setelah proses melahirkan yang memakan waktu 35 jam yang menyakitkan.
Sedihnya, sekarang Ny. Gong didiagnosis skizofrenia (gangguan mental kronis yang menyebabkan penderitanya mengalami delusi, halusinasi, pikiran kacau, dan perubahan perilaku).
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR