Hadirnya militer Israel ke Suriah jelas telah membuat kawasan Ghouta menjadi ajang ‘Perang Dunia III’ baik berupa perang menggunakan senjata-senjata canggih maupun perang urat saraf (proxy wars).
Ketika melakukan tindakan militer untuk menyerang negara lain, Israel sebenarnya bukan di bawah kendali AS, tapi karena memang kemauannya sendiri.
Meski AS, sering diuntungkan oleh serangan licik Israel itu tapi sesungguhnya sejak Perang Arab Israel (1948,1967, dan 1973) Israel merupakan negara partner AS yang sangat sulit dikendalikan oleh AS sendiri.
Perseteruan antara AS dan Rusia di Suriah sebenarnya merupakan warisan Perang Dingin oleh karena itu Iran sebagi sekutu Rusia turut terlibat.
Tapi sesungguhnya motivasi Rusia dan AS adalah sama-sama mengincar ladang-ladang minyak Suriah sambil menguji coba senjata-senjata terbaru memanfaatkan Perang Saudara Suriah yang terus saja berkobar.
Baca juga: Mengerikan! Wanita Rusia Ini Dibalsem Hidup-hidup dan Meninggal dalam Penderitaan Luar Biasa
Biasanya setelah negara yang jadi korbannya (Suriah) tak berdaya, AS dan Rusia tinggal bagi-bagi wilayah ala Perang Dingin seperti mereka pernah membagi Korea (Korut-Korsel), Jerman (Jerman Barat-Jerman Timur) dan Vietnam (Vietnam Selatan-Vietnam Utara).
Namun kehadiran Israel di kancah konflik Suriah telah membuyarkan ‘’perseteruan pura-pura’’ antara AS-Rusia karena akan memicu kekuatan militer negara-negara lain, khususnya negara-negara Arab lainnya.
Apalagi para anggota ISIS masih terus ‘’bermain’’ di Suriah.
Akibatnya bisa memicu negara-negara lain yang ingin melakukan intervensi secara militer ke Suriah juga menjadi makin besar.
Yang pasti serangan senjata kimia di Douma disusul serangan udara Israel serta ancaman Presiden Trump ke Rusia telah membuat, perseteruan pura-pura AS-Rusia jadi sungguhan dan bisa memicu PD III.
Pasalnya saat ini sebanyak 77.000 pasukan Rusia di perbatasan Ukraina telah bersiaga dalam upaya menghadapi serangan dari pasukan NATO.
Baca juga: Meski Perang Dingin, Korsel Siap Bantu Tanggulangi Wabah Penyakit di Korut
Source | : | bbc.com,CNN.com |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR