"Itu bahkan akan membantu Anda mengambil granat gas dan melemparkannya kembali ke tentara," katanya.
Bassam, yang terluka pada tahun 1989 selama perlawanan pertama, mengatakan dia bangga dengan putranya dan tekadnya untuk mengambil kembali tanah leluhurnya.
BACA JUGA : Inilah Kisah Lain dari Dyah Putri Utami, Pengantin Baru yang Tuliskan 'Suamiku Selamat Jalan'
Keluarga Ayyash awalnya dipindahkan dari Yaffa selama pembersihan etnis Palestina oleh milisi Zionis pada tahun 1948.
Keluarga itu sekarang tinggal di kamp Maghazi yang terletak di pusat Jalur Gaza. Mohamed yang masih kecil ingin kembali kerumahnya meski ada ancaman dari tentara Israel.
"Saya tidak takut pada mereka, mereka takut pada kami," kata Mohamed.
"Mereka takut karena mereka tidak memiliki tanah di sini, mereka berasal dari negara yang berbeda dan mereka ingin merebut Yerusalem," tambahnya.
Mohamed kehilangan seorang kerabatnya dalam aksi protes hari Jumat tersebut, dan sejumlah demonstran lainnya terluka.
Menurut ayahnya kini putranya Mohammed bersiap untuk melakukan aksi protes pada tanggal 15 Mei mendatang, tanggal yang digunakan Palestina untuk menandai pengusiran dari tanah mereka.
Mohammed yang berusia 9 tahun telah menjadi simbol perlawanan bagi banyak orang Palestina.
"Tujuan saya adalah mengambil kembali tanah saya, tanah kakek nenek saya, dan kenangan keluarga saya" tutupnya. (Afif Khoirul M)
Source | : | aljazeera.com |
Penulis | : | Editorial Grid |
Editor | : | Editorial Grid |
KOMENTAR