Sebenarnya artileri jenis ini sudah ada pada jaman. Perang Dunia II yang lalu dan dipakai oleh kesatuan Jerman. Pelurunya terkenal dengan nama V-l (Vergeltung Eins = pembalasan — 1).
Artileri ini sudah tidak lagi menggunakan meriam 'tradisionil’ dengan menggunakan lobang laras tetapi cukup rel peluncuran, berpangkalan di Belloy-sur-Somme, Perancis, yang di duduki.
Roket V-1 diluncurkan ke London oleh Jerman pada tanggal 13 Juni 1944 setelah Sekutu berhasil mendarat di Normandia.
Tetapi menjelang kekalahannya pangkalan roket ini dirusak sendiri oleh Jerman agar tidak ditiru. Ternyata Sekutu berhasil juga meniru.
Dan perkembangan atrtileri sekarang, pada tahun-tahun tujuhpuluhan, sudah demikian pelik. Selain diperlengkapi radar, sinar infra serta perlindungan-perlindungan yang sangat tersamar juga menggunakan alat-alat komputer mutakhir.
Lalu terkenal jenis-jenis tembakan darat-udara, udara ke udara, dan bahkan dari dasar laut ke udara. V-l jaman Hitler sudah berkembang menjadi missile, yang bisa ditembakkan dari benua satu ke benua yang lain.
Karena peliknya maka pengetahuan dan riset-riset ke arah kemajuan radioelektronika sangatlah vital. Sesuatu pesawat musuh atau benda-benda di langit yang tampaknya datang mencurigakan dengan cepat ditangkap dan tergambar di layar radar.
Benda yang cuma sebesar nuktah ini segera diketahui posisi dan arah luncurnya. Data-data posisi dan kecepatannya ini segera dikirim oleh perwira jaga ke ruang komputer.
Dengan olaban serta solusi yang tepat dari komputer perwira artileri tinggal memerintahkan kepada pucuk-pucuk missile mana yang harus 'meladeni kedatangan tamu' di langit. Lalu gundukan tanah yang tersamar segera 'membuka' dan muncullah rel-rel missile yang mendongak ke langit.
Dengan sekali pejet knop saja missile itu mendesis dan menghancurkan sasaran. Bukan main!
Bagaimana dengan si Jagur
Yang ingin saya bahas tentang Si Jagur ini adalah bagaimana cara menembakkannya pada jaman dulu, sekitar abad 17. Saya masuk museum lagi dan keliling-keliling sampai ke gudang.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR