Sebelum menguraikan bagaimana cara menembakkan meriam baiklah lebih dulu ditinjau Si Jagur, satu-satunya peninggalan meriam kuno yang paling istimewa di Jakarta.
Kebanyakan meriam-meriam yang dibuat pada abad 16 dan 17 mempunyai pentolan pada pangkal. Ada yang berbentuk kelopak bunga yang masih kuncup, ada lagi berbentuk bundaran yang dihias warna-warni, dan perkembangan terakhir hanya berbentuk bola saja.
Tapi tidak demdkian dengan Si Jagur, Pentolan pada meriam ini diganti sama sekali dengan bentuk tangan kanan menggenggam dengan ibu jari yang menonjol keluar. Dan pada tangan itu menghias pula seuntai gelang bulat-bulat seperti mutiara.
Panjang meriam ini seluruhnya 3,85 meter. Tebal bibir laras 12 cm, garis tengah lobangnya 25 cm. Berat 3 ½ ton. Pada pangkalnya terdapat inskripsi Exme ipsa renata sum (Dari diriku sendiri aku telah lahir kembali). Pada laras melekat dua ekor ikan Iumba-lumba.
Atas dasar ini Prof. Dr. Purbatjarako menduga Si Jagur dulu meriam kapal. Tapi dengan banyaknya meriam-meriam lain yang juga punya ikan Iumba-lumba pada laras kita lalu meragukan apa benar dulu merupakan meriam kapal.
Tentang asal Si Jagur para peneliti sejarah juga belum ada yang menentukan dengan tegas dari mana. Memang kalau dilihat dari materi dan bentuk berasal dari Portugis, tetapi kalau ditanyakan bagaimana bisa sampai di Jakarta orang hanya merenung-renung.
Dr. KC Crucq di dalam TBG 78 hanya membahas kekeramatannya saja. Waktu Jan Pieterzoon Coen mengirimkan armada tahun 1622 ke Macao, di sana terdapat dua meriam besar yang tergeletak di pantai.
Berdasar perkiraaan, kedua meriam itu oleh Portugis dipindabkan ke Malaka. Pada tahun 1641 kota ini jatuh dan armada Belanda membawa sebagian rampasannya ke Jakarta. Setelah saya cek buku-buku agenda Belanda tahun 1641 (Dagb Register), tidak dimuatkan data meriam Si Jagur.
Berarti kemungkinan sekali meriam ini berada di Jakarta tidak karena dibawa Belanda. Baiklah kalau begitu di dalam tulisan ini tidak usah dibahas.
Gundukan tanah yang membuka
Meriam jaman sekarang, apalagi yang dipakai oleh kesatuan artileri pertahanan udara,sudah demikian hebat perkembangannya. Terutama yang dimiliki oleh negara-negara besar.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR