Advertorial

Mari Jaga Diri Kita untuk Tidak Mencampuri Urusan Orang Lain

Ade Sulaeman

Penulis

Berikut ini beberapa kisah yang mungkin pernah kita baca, yang bisa kita jadikan cermin.
Berikut ini beberapa kisah yang mungkin pernah kita baca, yang bisa kita jadikan cermin.

Intisari-Online.com –Berikut ini beberapa kisah yang mungkin pernah kita baca, yang bisa kita jadikan cermin.

Seorang saudara laki-lakinya bertanya saat kunjungan seminggu setelah ia melahirkan, ia bertanya, “Hadiah apa yang diberikan suamimu setelah engkau melahirkan?”

“Tidak ada,” jawabnya pendek.

Saudaranya bertanya lagi, “Masaksih? Apa engkau tidak berharga di sisinya? Aku bahkan sering memberi hadiah istriku walau tanpa alasan yang istimewa.”

Siang itu, ketika suaminya lelah pulang dari kantor menemukan istrinya merajuk di rumah, keduanya lalu terlibat pertengkaran.

(Baca juga: Terkenal Sebagai Pasukan Khusus Kelas Dunia, Navy SEAL Ternyata Babak Belur Oleh Viet Cong)

Sebulan kemudian, mereka bercerai. Dari mana sumber masalah tersebut?

Di lain tempat, saat sedang arisan, seorang Ibu bertanya kepada tuan rumah, “Rumahmu ini apa tidak terlalu sempit? Bukankah anak-anakmu banyak?”

Rumah yang tadinya terasa lapang, sejak saat itu mulai dirasa sempit oleh penghuninya.

Ketenangan pun hilang saat keluarga ini mulai terbelit hutang manakala mencoba membeli rumah yang lebih besar dengan cara kredit ke bank.

Kisah lain, seorang teman bertanya, “Berapa gajimu sebulan kerja di Toko si A?”

Sang teman menjawab, “Satu juta rupiah.”

Kata temannya lagi, “Cuma satu juta? Sedikit sekali ia menghargai keringatmu Apa cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupmu?”

Sejak saat itu teman ini jadi membenci pekerjaannya. Ia lalu meminta kenaikan gaji pada pemilik toko.

(Baca juga: Realita Bekerja di Kapal Pesiar: Saat Beban Kerja Tidak Semanis Gajinya!)

Sayangnya, pemilik toko menolak, malahan memberhentikannya. Kini ia malahan tidak berpenghasilan dan jadi pengangguran.

Kali lain, seseorang bertanya pada seorang kakek tua, “Berapa kali anakmu mengunjungimu dalam sebulan?”

Sang kakek menjawab, “Sebulan sekali.”

Orang yang tadi bertanya menimpali, “Wah, keterlaluan sekali anak-anakmu itu. Di usia senjamu ini seharusnya mereka lebih sering mengunjungimu.”

Hati sang kakek menjadi sempit, padahal tadinya ia amat rela terhadap anak-anaknya. Ia jadi sering menangis dan ini memperburuk kesehatan dan kondisi badannya.

Apa sebenarnya keuntungan yang kita dapat ketika bertanya seperti pertanyaan-pertanyaan tadi?

Mari menjaga diri dari mencampuri kehidupan orang lain, mengecilkan dunia mereka, menanamkan rasa tak rela pada apa yang mereka miliki, mengkritisi penghasilan, dan keluarga mereka, dll.

Kita bisa menjadi agen kerusakan di muka bumi dengan cara ini. Bila ada bom pemecah yang meledak, cobalah intropeksi diri, bisa jadi kitalah yang menekan tombolnya. (Tatik)

(Baca juga: (Foto) Bak Gudang Fashion, Inilah Lemari Seluas 65 Meter Persegi Milik Sosialita Asal Singapura)

Artikel Terkait