(Baca juga: Hutomo ‘Tommy’ Mandala, Lahir saat Soeharto Jadi Panglima Mandala dalam Operasi Pembebasan Irian Barat)
Meskipun sudah berlindung di dalam hutan, selama tiga hari berturut-turut, pasukan PGT terus mendapat gempuran dari udara dan serangan pasukan Belanda dari darat.
Dua jenis pesawat tempur Belanda, Neptune dan Firefly terus menembakkan amunisinya tanpa bisa dibalas oleh personel PGT.
Akibatnya formasi pasukan PGT menjadi tercerai-berai tapi kondisi pasukan masih utuh.
Untuk menghindarkan diri dari serangan gencar itu semua pasukan berada pada posisi yang tersebar dan membentuk kelompok-kelompok kecil.
Salah satu kelompok yang berhasil lolos adalah kelompok Prajurit Udara (PU) I Gunarso yang terdiri dari 4 personel PGT.
Dalam perjalanan mereka masih sempat menyaksikan kibaran bendera Merah Putih yang sebelumnya dipasang Mengko dan rekan-rekannya.
Ketika sedang asyik mengamati bendera yang berkibar, tiba-tiba pesawat tempur Belanda datang dan langsung menjatuhkan roket serta bom.
Tapi bom dan roket gagal menghancurkan kelompok Gunarso yang terus bergerak sambil melancarkan perang gerilya.
Karena kehabisan bekal makanan, mereka tertarik pada kaleng makanan yang tergeletak di tempat pengeboran minyak.
(Baca juga: TNI Angkatan Udara Punya 24 Jet Tempur F-16 C/D, Pengalaman Pahit F-16 yang Pernah Diembargo AS pun Langsung Sirna)
Ketika pasukan bermaksud mengambilnya, kaleng makanan itu ternyata merupakan taktik jebakan Belanda.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR