Intisari-Online.com - Sejak bola lampu ditemukan, pergerakan aktivitas manusia menjadi lebih panjang secara perlahan.
Jam kerja bertambah, hingga giliran kerja pun dibuat.
Semua pelayanan sekunder untuk menopang kebutuhan pekerja pun berkembang hingga menjadi pelayanan 24 jam.
Padahal, awalnya, selama perkembangan evolusi manusia, kita telah bergantung pada siklus terang-gelap.
(Baca juga: 10 Cairan Paling Mahal di Dunia Harganya hingga Ratusan Miliar, di Antaranya Ternyata Sering Kita Gunakan!)
Sudah dari sananya, jam biologis manusia peka pada cahaya. Inilah alasan mengapa kita harus mematikan lampu saat tidur.
Ahli biologi Joan Robert mengungkap, melatonin, yang populer dikenal sebagai hormon tidur hanya diproduksi sangat gelap atau ketika tidak ada cahaya.
Hormon ini merupakan salah satu hormon kekebalan tubuh yang mampu memerangi serta mencegah berbagai penyakit, termasuk di antaranya kanker payudara dan kanker prostat.
Sayangnya, keberadaan cahaya atau sinar membuat produksi hormon melatonin terhambat.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan dari Inggris dan Israel menemukan, cahaya yang dihidupkan pada malam hari bisa memicu ekspresi berlebihan dari sel-sel yang dikaitkan dengan pembentukan sel kanker.
Mereka mengklaim, jika seseorang terbangun di malam hari dan menyalakan lampu selama beberapa detik, hal itu bisa menyebabkan perubahan biologis yang mungkin mengarah ke kanker.
Siklus tidur maupun makan sendiri merupakan bagian dari irama sirkandian atau jam biologis yang berdetak dalam tubuh.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR