Pemimpin Nazi tadi merasa masih memiliki formula ajaib yang akan membalikkan situasi peperangan. Formula itu bernama Steiner.
(Baca juga: Jenglot, Semakin ‘Amburadul’ Semakin Mahal Harganya, Hingga Ratusan Juta Rupiah)
SS-Obergruppenfuhrer (Jenderal) Felix Steiner adalah seorang prajurit penuh pengalaman.
Panglima III SS Germanische Korps. Hitler menuruh harapan besar pada pasukan Steiner yang dianggapnya mampu menjadi penyelamat terakhir.
Padahal koprs tersebut tinggal namanya saja, sebab kenyataannya kekuatan Steiner tinggal tiga batalion ditambah sejumlah tank.
Hitler tak mau mengerti, dan menganggap kekuatan korps ini masih utuh, bahkan ia mengimpikan berbagai pasukan lainnya masih dapat digabungkan ke dalam pasukan Steiner.
Tatkala Jenderal SS ini menerima instruksi via telepon langsung dari Hitler pada tanggal 21 April 1945, ia hanya terdiam tak bisa berkata-kata.
Dia memberitahu atasanya, Jenderal Hans Krebs mengenai kondisi sebenarnya.
Tetapi semua sudah terlambat, Krebs tak berkutik. Steiner tetap harus melancarkan serangan balasan terhadap Tentara Merah, dengan ancaman eksekusi apabila tidak menaati perintah.
Keesokan harinya Hitler menuntut laporan “kemajuan” Steiner, bahkan minta pesawat terbang untuk menyaksikan gerakan pasukan Steiner.
Tetapi yang terjadi malah sebaliknya, pasukan Soviet berhasil menerobos garis pertahanan Jerman di utara Berlin.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR