Intisari-Online.com - Sebuah pesawat latih yang biasa digunakan untuk pertunjukan aerobatik Super Decathlon jatuh di Bandara Tunggul Wulung, Cilacap, Jawa Tengah, Selasa (20/3/2018).
Pesawat itu jatuh saat sedang melaksanakan latihan terbang.
Pilot pesawat nahas tersebut Kolonel Penerbang (Pnb) MJ Hanafie meninggal dunia setelah pesawat yang diterbangkannya jatuh menimpa hanggar dan merusakkan sejumlah pesawat lainnya.
Gugurnya Kolonel Pnb Hanafie merupakan kehilangan besar bagi TNI AU mengingat perwira menengah senior ini merupakan pilot pertama jet tempur Sukhoi Su-27/30.
(Baca juga: Bedanya Jet Tempur Rusia dan AS Milik TNI AU: Sukhoi Sekali Pakai Seperti Pusaka, F-16 Bisa Berkali-Kali Bagai Pedang)
Selain merupakan pilot pertama Su-27/30, Kolonel Pnb Hamafie juga merupakan pilot terbaik yang mampu melakukan manuver ekstrem sekaligus merupakan ciri khas Su-27/30, yakni manuver patukan ular kobra (Pugachev)
Manuver Pugachev yang pernah diperagakan Kolonel Pnb Hanafie di Hari Ulang Tahun TNI di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu sempat memukau Presiden SBY sehingga Presiden berkenan menemuinya usai upacara.
Di kalangan para penerbang Sukhoi, Kolonel Pnb Hanafie merupakan pilot senior yang mendapat julukan “Jaguar” dan tercatat sebagai Lulusan Ikatan Dinas Pendek (IDP) TNI AU angkatan tahun 1991.
Pesawat yang jatuh rencananya akan digunakan untuk tampil aerobatik pada 24 Maret 2018 mendatang pada pelaksanaan wisuda sekolah pilot Genesa Flight Academy.
Para perwira TNI AU yang sudah berpangkat kolonel yang menduduki jabatan struktural tertentu, misalnya Komandan Lanud, biasanya sudah tidak menerbangkan pesawat tempur lagi.
Namun di luar dinas penugasan para pilot senior TNI AU, banyak yang memiliki kegiatan terbang untuk olahraga sambil memelihara kemampuan dan memupuk jiwa dirgantaranya (airmanship).
Banyak di antaranya tergabung dalam organisasi Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) dan menerbangkan pesawat-pesawat sport sipil.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR