Advertorial
Intisari-online.com - Seorang pria asal Indonesia dianiaya oleh binatang predator tersebut hingga meninggal di depan keponakannya.
Melansir Dailymailpada Kamis (14/2/2019), Muh Tahir Syam hilang dalam perjalanan bersama keponakannya pada hari selasa (12/2).
Mereka diduga hilang di tepi sungai di negara bagian Sarawak, di Pulau Kalimantan yang dikelilingi hutan.
Muhammad Arfian Putra Efendi (24), melihat korban menghilang di sungai selama serangan tersebut.
Baca Juga : Rusa di AS Terserang Penyakit Zombie, Bisakah Menular kepada Manusia?
Ketika sedang mencarinya, ia melihat kepala pamannya muncul di atas permukaan air sebelum tenggelam pada akhirnya, kata wakil kepala polisi setempat, Mohamad Sabri Zainol.
Kemudian, Mayat Tahir ditemukan pada Rabu (13/2) dipenuhi bekas gigitan buaya, hal itu membuat polisi menyimpulkan.
Bahwa kemungkinan dia meninggal akibat dibunuh oleh buaya tersebut.
Diketahui korban adalah pekerja imigran di perkebunan sawit, menurut kantor berita Bernama melaporkan.
Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!
Banyak orang di Indonesia bekerja di sektor pertanian di Malaysia, yang relatif makmur.
Buaya air asin sering terlihat di sepanjang sungai di dua negara bagian Malaysia di Kalimantan, Sabah dan Sarawak.
Reptil ini bisa tumbuh hingga mencapai 4 meter panjangnya.
Hewan ini juga telah disalahkan atas beberapa serangan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur
Sebagi upaya untuk mengurangi jumlah serangan tas buaya.
Pemerintah Sarawak memberikan izin untuk berburu pada buaya sejak tahun 2017, menurut media setempat.
Pasalnya, di Kalimantan, buaya masih hidup dengan bebas di sungai-sungai di alam liar.
Hewan ini kerap kali menjadi ancaman berbahaya bagi manusia.
Baca Juga : Seekor Monyet Menculik Bocah Dua Tahun Lalu Memperlakukannya Bak Anak Sendiri