Diketahui nama desa ini didirikan oleh sekelompok pelarian dari wilayah Mediterania sekitar tahun 1230.
Lalu desa ini menjadi terkenal pada tahun 1958 saat ditampilkan dalam film Fanfare, yang dibuat oleh pembuat film Belanda, Bert Haanstra.
Nama Giethoorn berasal dari abad ke-13, bermula dari kisah para petani yang kehilangan ternak kambingnya dalam peristiwa air bah 1170.
"Goat horn" atau "Geytenhoren" kemudian disingkat menjadi Giethoorn. Nama itu melekat hingga sekarang.
Cara terbaik untuk menjelajahi desa Giethoorn dan segudang kanal adalah dengan bergabung dengan kapal pesiar kanal.
Guide lokal dapat memandu kita melewati tempat ini dan menunjukkan tempat yang paling penting di desa yang sepi ini.
Walau sangat sederhana dan jauh dari kata modern popularitas Giethoorn meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga : Ini Tips dari Dermatologis Untuk Mengobati Biduran pada Anak-anak
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR