Advertorial
Intisari-Online.com -Sebuah truk terjun ke sungai setelah pengemudinya, Agus Tri Pamungkas (23), menelusuri jalan yang direkomendasikan oleh aplikasi navigasi Google Maps yang dipakainya.
Dikutip dari Tribunnews.com, truk terjun ke Sungai Wos sedalam 20 meter di perbatasan Banjar Gelogor, Desa Lodtunduh, Ubud-Banjar Silakarang, Desa Singapadu Kaler, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali.Pecalang Desa Adat Gelogor, I Ketut Sumardika, mengatakan bahwa awalnya Agus berniat membawa batu padas menggunakan truk dari Banyuwangi ke Banjar Kengetan, Desa Singakerta, Ubud.
Karena tak tahu jalan menuju tempat yang diinginkan, Agus pun memanfaatkan aplikasi tersebut, namun jalan yang direkomendasikan hanya bisa dilalui oleh pengendara sepeda motor.
Baca Juga : Setelah Sakit Kepala dan Muntah, Anak 6 Tahun Alami Koma karena Terserang Penyakit ADEM, Apa Itu?Meski demikian, Agus tetap mengikuti petunjukdan sesampainya di sebuah jembatan ternyata jalanan yang dilaluinya terlalu sempit.
Agus sempat berpikir untuk putar balik, namun, kemungkinan kecil truknya bisa berputar arah sehingga tetap melanjutkan perjalanan.
Saat tiba di sebuah jalan menanjak dengan kondisi jalan rusak, mesin truknya mati, lalu terpelanting ke jurang sungai.
Saat ini, Google Maps memang sangat membantu seseorang dalam menemukan sebuah lokasi.
Namun, bukan satu kali ini saja Google Maps menuntun seseorang ke lokasi yang salah.
Baca Juga : Berusia 2000 Tahun Lebih, 40 Mumi Tua Ditemukan di Mesir, Begini Penampakannya
Banyak kasus di mana Google Maps justru menuntun seseorang ke tempat-tempat yang salah, bahkan menyebabkan orang tersebut dalam kesulitan dan celaka.
Dilansir dari List25.com, inilah 6 kesalahan terbesar Google Maps yang membuat banyak orang kesulitan.
1.Mount Rushmore
Selama hampir lima tahun, Google Maps mengirim orang ke lokasi yang salah ketika mereka mengetik 'Mount Rushmore, South Dakota'.
Sebaliknya, orang-orang justru sampai ke pusat retret yang disebut 'Storm Mountain Centre' yang berjarak sekitar 3 kilometer dari gunung yang sebenarnya ingin dituju.
Masalahnya menjadi begitu rumit dan mereka harus memasang tanda jalan untuk memperingatkan orang-orang mengenai kesalahan itu.
Baca Juga : Viral Interogasi Jambret Menggunakan Ular, Pihak Polisi Akhirnya Minta Maaf
2. Grand Canyon
Saat ingin mengunjungi Grand Canyon, Amber Vanhecke yang berusia 24 tahun menggunakan Google Maps untuk memandu jalannya.
Sayangnya, Googla Maps membawanya ke jalan yang salah dan membuatnya terdampar ketika mobilnya kehabisan bensin.
Saat itu, ponselnya tidak berfungsi karena tidak ada sinyal dan makanan serta air minumnya mulai menipis. Amber mengira dia akan segera mati.
Untungnya, setelah 119 jam, dia diselamatkan.
3.Christ the Redeemer
Turis Argentina, Natalia Lorena Cappetti, suaminya dan pasangan lain menggunakan Google Maps untuk mengunjungi patungChrist the Redeemer yang terkenal di Rio de Janeiro.
Sebaliknya, Google Maps membawa mereka ke Morro dos Prazeres yang merupakan salah satu daerah kumuh yang paling berbahaya.
Ketika mereka melakukan perjalanan ke daerah tersebut, mereka menghadapi tembakan berat dan Natalia ditembak di bagian belakang.
Pada saat pelaporan, dia dalam kondisi serius dan harus menjalani operasi.
Baca Juga : Ajari Anak untuk Meminta Maaf dan Memaafkan, Agar Mereka Tak Tumbuh Jadi Pendendam
4. Rowlett, Texas
Pada tahun 2016, Lindsay Diaz berhenti di depan rumahnya dan menemukan sebuah kejutan bahwa rumahnya telah dihancurkan.
Perusahaan Billy L Nabors Demolition ternyata telah merobohkan rumahnya karena kesalahan.
Mereka mengklaim telah menggunakan daftar yang salah di Google Maps.
5. Perbatasan Kosta Rika-Nikaragua
Pada tahun 2010, Google Maps menarik perbatasan Kosta Rika-Nikaragua.
Hal itu membuat pasukan Nikaragua menyeberang ke perbatasan, mencopot bendera Kosta Rika dan memasang bendera milik Nikaragua.
Sengketa menjadi begitu panas, sehingga Dewan Keamanan PBB dan Organisasi Negara-negara Amerika harus ikut campur.
Mereka kemudian menentukan bahwa Google Maps bersalah.
6. Peternakan Glitch
Setelah kesalahan pemetaan IP oleh perushaan bernama MaxMind, keluarga sederhana yang tinggal di peternakan mengalami pelecehan dari banyak orang selama bertahun-tahun.
Google Maps menggunakan alamat ini, sehingga ketika ada orang yang mencarinya, banyak tindak kejahatan yang muncul dalam pencarian meski peternakan itu tidak ada hubungannya dengan semua kejahatan.
Selama sepuluh tahun, mereka dituduh melakukan penipuan, penculikan anak dan bahkan diselidiki oleh FBI, IRS dan organisasi kepolisian lainnya.
Akhirnya, MaxMind memperbarui database mereka menjadi informasi yang benar.
Baca Juga : Jangan Diabaikan, 8 Gejala pada Kulit Ini Merupakan 'Sinyal' dari Penyakit Serius!