Intisari-Online.com - Seorang gadis Aborigin yang berusia 14 tahun memposting seruan minta tolong di media sosial sebelum dia akhirnya melakukan bunuh diri beberapa jam kemudian.
Rochelle Pryor, dari Perth, menulis, "Begitu saya pergi, penindasan dan rasisme akan berhenti."
Hanya satu teman yang menjawab dan kemudian pada malam itu ayahnya Geoffrey menemukannya tidak sadarkan diri di kamarnya.
Anak sekolah itu meninggal di rumah sakit sembilan hari kemudian pada 10 Januari, menjadikannya gadis Aborigin kelima yang melakukan bunuh diri dalam dua minggu terakhir.
Baca Juga : Temui Beta Israel, Keturunan Salah Satu Suku Yahudi yang Hilang di Ethiopia, Apa Sebabnya?
Adiknya Kyanne menggambarkannya sebagai gadis yang 'manis, bahagia dan lucu', tetapi mengatakan dia khawatir teman-temannya telah 'melawannya' dan mengatakan dia ditindas.
"Dia benar-benar kesal dengan hal itu," Kyanne (17), mengatakan kepada The Australian.
"Ada rasisme yang terlibat, seringkali orang-orang tidak menyadari apa yang mereka katakan."
Pada bulan Agustus, Rochelle terlibat dalam pertengkaran di luar gerbang sekolah dan pulang dengan luka di kakinya.
Baca Juga : Tak Semua Suku Suka Membunuh Seperti Suku Sentinel, Ini Potret 10 Suku yang Paling Terisolasi di Dunia
Source | : | Dailymail.co.uk |
Penulis | : | Adrie Saputra |
Editor | : | Adrie Saputra |
KOMENTAR