Sarah tahu bahwa kakinya diamputasi adalah pilihan terbaiknya.
Tapi dia berusaha mencari pilihan lain. Seperti pergi ke fisioterapi hingga melakukan Botox di kakinya agar rasa sakit berkurang.
Tetapi stroke telah memicu dua kelainan gerakan neurologis lainnya, yaitu distonia dan kelenturan, yang akan terus menarik otot-otot di sisi kirinya.
Pada akhirnya, tepatnya pada 9 Mei 2016, kaki kiri Sarah harus diamputasi.
“Kadang stroke adalah penyakit misterius yang seringkali akar penyebab tidak dapat ditentukan,” cerita Sarah.
“Untuk kasusku, kemungkinan disebabkan oleh kontrol kelahiran dan lubang di hatiku.”
“Tapi PFO adalah cacat genetik yang umumnya tidak berbahaya. Tetapi tidak seperti kebanyakan stroke, saya tidak memerlukan lama tinggal di rumah sakit atau banyak perawatan.”
“Hanya saja kondisi saya bertambah parah dan saya mulai menyadari perbedaan yang nyata.”
“Saya terus berjalan dengan kaki saya. Tapi akibatnya saya mengembangkan jari kaki palu dan kapalan di bagian atas jari kaki saya.”
“Tidak ada yang bisa memberikan jawaban kecuali amputasi.”
Baca Juga : Benarkan Anak Tetap Sehat Walau Tak Pernah Dapat Vaksin Sejak Bayi? Ini Jawaban Dokter
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Adrie Saputra |
KOMENTAR