Meskipun menempatkan peristiwa-peristiwa setelah kematian Yosua, mereka sebenarnya merupakan versi berbeda dari kisah penaklukan.
Kitab Yosua menggambarkan suatu kampanye yang terorganisasi dengan baik dari orang-orang yang disatukan oleh tujuan nasional bersama.
Sementara Kitab Hakim-hakim melaporkan banyak pertempuran terpisah melawan orang-orang Kanaan.
Yakni dilakukan oleh suku-suku individu atau dengan aliansi sementara dari beberapa suku.
Baca Juga : Diprediksi akan 'Babak Belur, Secara 'Ajaib' Militer Israel Malah Menangkan 3 Pertempuran Legendaris Ini
Lebih jauh lagi, menurut Kitab Yosua, seluruh negeri diambil oleh orang Israel, sementara Kitab Hakim-Hakim menyatakan bahwa salah satu masalah parah dari suku-suku itu adalah perjuangan terus-menerus karena pihak Kanaan berhasil mempertahankan kemerdekaan mereka.
Akhirnya, dalam periode yang dicakup oleh Kitab Hakim-hakim, suku-suku dipimpin oleh komandan lokal, dan tidak ada pemimpin nasional tunggal.
Akan tetapi, para sarjana modern percaya bahwa keadaan anarki yang tercermin dalam Kitab Hakim-hakim lebih dekat dengan proses historis sejati penjajahan Kanaan.
Temuan Arkeologis
Baca Juga : Kisah Neturei Karta, Sekte Yahudi Ortodoks yang Ingin Bubarkan Israel dan Bela Palestina
Akhirnya, penelitian arkeologis tidak menemukan jejak kehancuran yang mendadak dari kota-kota besar Kanaan.
Kota Yerikho, misalnya, jelas tidak dihancurkan pada zaman Yosua.
Di sisi lain, penggalian mengungkapkan bahwa banyak permukiman kecil mulai muncul di pinggiran kota-kota Kanaan.
Bangunan tempat tinggal dan tembikar yang khas orang semi nomaden mengindikasikan proses kolonisasi yang panjang dan lama daripada perang singkat dengan penaklukan total.
Baca Juga : Dulu Kaum Yahudi Hampir Memilih Argentina Sebagai Tanah Air, Bukan Palestina
Source | : | myjewishlearning.com |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Adrie Saputra |
KOMENTAR