Advertorial

Prediksi Politik 2019: Ini Peran Vital Sandiaga Uno bagi Prabowo

Natalia Mandiriani
,
Ade S

Tim Redaksi

Prediksi politik 2019, Perubahan ini membuat Jokowi dan Prabowo menyesuaikan karakteristik pemilih dengan cawapresnya
Prediksi politik 2019, Perubahan ini membuat Jokowi dan Prabowo menyesuaikan karakteristik pemilih dengan cawapresnya

Intisari-Online.com - Arya Fernandes, peneliti dari Center of Strategic and International Studies (CSIS) menyampaikan, milenial pada pemilu kali ini memiliki dampak yang besar.

Pasalnya, hampir setengah populasi suara akan ditentukan oleh generasi muda tersebut. Perubahan ini membuat Jokowi dan Prabowo menyesuaikan karakteristik pemilih dengan cawapresnya.

Prabowo, disebut Arya, mengalami stagnasi suara dari sisi segmen pemilih dalam empat tahun terakhir. Terpilihnya Sandiaga sebagai cawapres menempati posisi penting untuk menggaet kalangan milenial.

Di lain pihak, Jokowi memilih Ma’ruf Amin sebagai antisipasi dari politik identitas. Pemilihan ini juga sekaligus diharapkan untuk mendulang suara dari pemilih muslim, mengingat Ma’ruf berasal dari NU.

Baca Juga : Mengelola 'Baper' dari Obrolan Politik Ala Narasi TV

Menurut Arya, kehadiran Sandi sebagai kompetitor mengubah narasi Jokowi tentang milenial. Arya menilai, saat ini Jokowi tengah menghadapi dilema terkait segmen pemilih dan belum memberikan keputusan.

“Jokowi dihadapkan pada situasi yang rumit karena dia harus memilih di antara dua segemen, apakah akan fokus pada segmen milenial atau pemilih muslim,” papar Arya.

Sementara itu, Prabowo sudah merapat pada generasi milenial yang memiliki potensi suara besar dan juga pemilih perempuan.

Pemilu periode lalu menghasilkan selisih 6% dengan perolehan Jokowi-JK 53,15% dan Prabowo-Hatta 46,85%.

Baca Juga : Jelang 2019, Komunitas Ojek Online Mulai Jadi Incaran Partai Politik

Perkiraan Arya, periode kali ini akan menghasilkan selisih suara kurang lebih 10%.

Arya menduga akan terjadi perpindahan suara dari masing-masing kubu. Pemilih Jokowi pada periode lalu ada kemungkinan berpindah memilih Prabowo, begitu pula sebaliknya.

Namun angka perpindahan ini tidak besar.

Jangka waktu kampanye yang masih panjang juga ikut menentukan hasil akhir perolehan suara masing-masing kandidat.

“Bisa saja situasi (angka selisih) makin mendekat. Tergantung seberapa besar kemampuan peluang penantang ini bermain pada isu ekonomi dan seberapa besar (kemampuan) petahana menjaga suaranya,” ujarnya.

Baca Juga : Inilah ‘Kode’ dari Koes Plus saat Diajak Ikut Kampanye Pemilihan Presiden oleh SBY

Artikel Terkait