Seperti dilansir Kompas.com (13/10/2018), Direktur Magister Studi Manajemen Bencana, Sekolah Pascasarjana UGM, Prof Sudibyakto, menyatakan bahwa Bali sebenarnya punya potensi besar diterjang tsunami.
Bali pun rawan terkena gempa karena berada di posisi cincin api pasifik.
"Bali termasuk daerah berisiko kena tsunami tinggi dengan pantai dataran rendah, tapi untungnya dilindungi oleh pulau Jawa dan Sumatera dari kejadian tsunami di samudera Hindia tahun 2004,” ujarnya.
Melihat peta yang dimaksud BMKG, terlihat bahwa daerah Selat Sunda masuk menjadi daerah rawan tsunami.
Diketahui kejadian tadi malam terjadi di Selat Sunda dan dekat Pantai Anyer. Bahkan korban jiwa paling banyak berasal dari tiga wilayah yaitu, di Kabupaten Padenglang, Lampung Selatan dan Serang.
Hingga berita ini diturunkan, Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan kepada kompas.com pada Minggu (23/12/2018), ada 20 orang meninggal dan 165 lainnya luka-luka.
Tercatat juga, di daerah tersebut telah dipasangi Sirine atau remote terminal unit (RTU). Diketahui sirine itu merupakan salah satu perangkat pendukung dalam peringatan dini datangnya tsunami di daerah.
BMKG sendiri mengelola 52 unit sirine di 18 provinsi yang rawan bencana tsunami di seluruh Indonesia. Di mana ada 2 unit di Lampung, 3 unit di Banten, dan 2 unit di Jawa Barat.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR