Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir, dan tanah longsor.
Data menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kegempaan yang tinggi di dunia, lebih dari 10 kali lipat tingkat kegempaan di Amerika Serikat (Arnold, 1986).
Selama kurun 1600-2000, terdapat 105 kejadian tsunami. Di mana 90 persen di antaranya disebabkan oleh gempa tektonik, 9 persen oleh letusan gunung berapi dan 1 persen oleh tanah longsor (Latief dkk., 2000).
Wilayah pantai di Indonesia merupakan wilayah yang rawan terjadi bencana tsunami.
Terutama pantai barat Sumatera, pantai selatan Pulau Jawa, pantai utara dan selatan pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau-pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh pantai di Sulawesi.
Laut Maluku adalah daerah yang paling rawan tsunami. Dalam kurun 1600-2000, di daerah ini telah terjadi 32 tsunami.
Sejumlah 28 di antaranya diakibatkan oleh gempa bumi dan 4 oleh meletusnya gunung berapi di bawah laut.
Nah, melihat hal ini, beberapa saat setelah gempa Donggala dan tsunami Palu pada Jumat (28/9/2018), BMKG telah memberitahu wilayah Indonesia mana yang rawan tsunami.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR