Angkanya bisa mencapai 50 persen untuk ibu di perkotaan maupun pedesaan. Sementara pria atau ayah hanya sekitar 39 persen dan kerap dikaitkan dengan faktor finansial karena berperan sebagai pencari nafkah.
Sedangkan ibu kerap dikaitan dengan anak. Maka tak jarang ketika anak berbuat sesuatu, sang ibu adalah sosok pertama yang akan dianggap bertanggung jawab.
Membandingkan bukanlah hal yang sepenuhnya dilarang. Ketika perbandingan tersebut memunculkan sebuah masukan atau kritik membangun, hal itu justru bisa membuat seorang anak menjadi lebih baik.
Perbandingan juga perlu disampaikan dengan "bungkus" yang serapi mungkin kepada anak.
Baca Juga : Catat! Ini 10 Tanda Kita Sudah Terlalu Sering Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Jangan sampai anak justru merasa terbebani dan tertekan karena orangtuanya membandingkan dirinya dengan anak lain.
"Lebih baik langsung sampaikan kekurangannya apa. Karena sering mendengar perbandingan bisa memengaruhi kepercayaan diri mereka," tutur ibu empat anak itu.
Misalnya, ketika anak tidak berhasil menyelesaikan target sesuai usia sekolah, maka sebaiknya anak dibimbing dan disemangati untuk menjadi lebih baik.
"Jadi lebih baik ke materinya langsung," tuturnya. (Nabilla Tashandra)
Baca Juga : Mengapa Harus Membandingkan Diri dengan Orang Lain dan Mengapa Merasa Rendah Diri?
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hindari Membandingkan Anak dengan Anak Lain, Apa Alasannya?".
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR