Advertorial
Intisari-Online.com - Kerabat penumpang penerbangan Malaysia Airlines MH370 menyerahkan sejumlah puing yang diyakini merupakan bagian dari pesawat nahas yang hilang empat tahun lalu.
Para kerabat penumpang penerbangan MH370 mengharapkan kepingan puing-puing tersebut dapat memberi petunjuk akan keberadaan pesawat jet Boeing 777 yang membaw 239 orang itu.
Disampaikan VR Nathan, yang istrinya Anne Daisy, berada di pesawat itu, mengatakan kepada AFP, bukti puing yang ditemukan berupa lima potongan kecil yang ditemukan di Madagaskar.
Puing-puing tersebut diserahkan kepada Menteri Transportasi Malaysia, Anthony Loke, pada Jumat (30/11/2018).
"Lima potongan puing baru telah ditemukan di lepas pantai Madagaskar, termasuk satu bagian yang memiliki label yang masih bisa dibaca," kata Nathan.
"Kami mengharap pemerintah dapat melanjutkan pencarian puing-puing ini dan menyusunnya sehingga kita dapat menemukan petunjuk tentang apa yang terjadi pada pesawat itu," tambahnya.
Penyerahan puing-puing baru itu menyusul pernyataan pemerintah Malaysia yang sebelumnya mengaku siap kapan pun untuk kembali melanjutkan proses pencarian MH370.
Namun proses pencarian baru bisa kembali dilakukan jika ditemukan adanya petunjuk baru yang benar-benar kredibel.
"Pemerintah telah menyatakan, jika muncul bukti yang kredibel dan temuan yang dapat meyakinkan kami bahwa pesawat yang hilang bisa ditemukan, kami akan mempertimbangkan kembali," kata Menteri Transportasi Malaysia, Anthony Loke Siew Fook.
Baca Juga : Sedang Cuti Medis, Sultan Malaysia Malah Kedapatan Menikah dengan Miss Moscow yang Jadi Mualaf
"Kami tidak pernah sepenuhnya menutup kemungkinan melanjutkan misi pencarian, tetapi pemerintah juga tidak dapat terus menerus melakukan pencarian tanpa petunjuk yang kredibel atau bukti yang kuat," tambahnya, pada Kamis (29/11/2018).
Penerbangan Malaysia Airlines MH370 yang membawa 239 orang, hilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing pada 8 Maret 2014.
Misi pencarian telah dilakukan selama hampir tiga tahun di wilayah seluas 120.000 kilometer persegi di Samudera Hindia, dengan melibatkan tiga negara, Australia, China, dan Malaysia.
Pencarian terakhir dilakukan perusahaan eksplorasi bawah laut, Ocean Infinity, dan juga dihentikan pada 29 Mei, tanpa ada temuan signifikan.