Baca Juga : Sebelum Meninggal Dunia, Stan Lee Sempat Berjuang Melawan Pneumonia: Yuk, Kenali Gejala Penumonia
Mendengar kata "kanker" tentunya benar-benar mengejutkan dan menjengkelkan. Lebih banyak pertanyaan berputar-putar daripada jawaban, jelas Nerstad.
"Kanker sama sekali tidak ada di keluarga saya, saya benar-benar terkejut."
Keesokan harinya ia membawa semua dokumennya dari rumah sakit pertama ke ruang gawat darurat kedua, hingga ia melakukan serangkaian tes.
Setelah enam atau tujuh hari, ia diharuskan mengikuti prosedur bedah berbantu video yang menemukan penyebab sebenarnya dari gejala yang ia derita, yaitu kanker paru-paru.
"Kanker, benar-benar tidak terpikirkan oleh saya, apalagi kanker paru-paru," kata Nerstad.
Baca Juga : Siapa Sangka Ibu Muda Ini Meninggal karena Flu yang Berubah Jadi Pneumonia
Ia baru berusia 39 tahun, bukan perokok, makan sehat, rajin jogging, dan melakukan yoga. Yang lebih buruk lagi adalah kata-kata yang tidak menyenangkan itu: stadium 4.
"Saya sangat khawatir dengan waktu yang tersisa."
Lalu, firasat dari onkolognya mengubah segalanya. Ia menjalankan pengujian genetika. Diperlukan 10-14 hari untuk mendapatkan hasilnya kembali.
Ketika dokternya akhirnya menelepon, dengan kabar baik, setidaknya dalam hal diagnosis kanker paru stadium 4.
Rupanya, ia mengalami sejenis kanker paru-paru yang disebut ALK-positif, yang disebabkan oleh mutasi genetik spesifik yang dapat diobati dengan terapi yang ditargetkan daripada kemoterapi tradisional.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Adrie Saputra |
KOMENTAR