Ketika Salaz mengunjungi dokter utamanya, Dr Choon-Kee Lee di Pusat Kanker San Juan yang dioperasikan oleh Rumah Sakit Montrose pada 2017, dokter tersebut tidak ada lagi di sana.
Dr Lee tiba-tiba diberhentikan dari posisinya pada 24 Oktober tanpa memberitahu siapa pun.
Salaz kemudian terpaksa mencari ahli onkologi baru, tetapi berita yang dikatakan padanya membuatnya benar-benar terkejut.
Dokter terakhir yang ditemuinya meneleponnya dan memberitahunya bahwa Salaz tidak pernah memiliki Langerhans.
Salaz ternyata memiliki sesuatu yang disebut vasculitis dan dokter mengatakan bahwa jika Salaz dirawat lima tahun yang lalu, dia akan menjadi baik-baik saja.
Vasculitis adalah peradangan pembuluh darah. Kelainan yang dilihat Dr Lee di paru-paru kiri Salaz sebenarnya hanyalah vena yang meradang, bukannya kanker.
Namun, karena Salaz tidak mengobati penyakit sebenarnya dalam waktu yang lama, vaskulitisnya telah berkembang menjadi bentuk yang dikenal sebagai Granulomatosis dengan polyangitis (GPA).
GPA terjadi ketika pembuluh darah di hidung, sinus, tenggorokan, paru-paru dan ginjal menjadi meradang.
Kini dokter telah merujuk Salaz pada seorang rheumatologist dan diberitahu bahwa dia berada di dalam daftar tunggu selama setahun sebelum dia mendapatkan perawatan.
Di atas diagnosis barunya, Salaz mengatakan bahwa kemoterapu intens yang dilakukan untuk mengobati kanker juga telah membuatnya menderita pankreatitis yang harus dihadapi selama sisa hidupnya.
Baca Juga : Verrell Bramasta Pilih Hidup Sendiri, di Usia Berapakah Anak Umumnya Meninggalkan Rumah?
Source | : | Daily Mail |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR