Sindhutai mengaku tidak mendapatkan dukungan dari siapa pun.
Namun, kisahnya ini membuat perempuan itu kerap diundang menjadi pembicara dan mendapatkan honor.
"Tuhan memberi saya kemampuan berkomunikasi yang baik. Saya bisa berbicara dan mempengaruhi seseorang. Rasa lapar membuat saya bisa berbicara dan kini menjadi sumber pendapatan saya," kata dia.
"Saya berbicara di banyak tempat dan kegiatan ini memberi saya cukup uang yang saya gunakan untuk menghidupi anak-anak saya," tambahnya.
Selain menjadi ibu yang hebat, Sinduthai juga memiliki jiwa yang amat besar dan pemaaf.
(Baca juga: Gara-gara Kesal dengan Mantan Suami, Apa yang Dilakukan Ibu Ini terhadap Balitanya Sungguh Kejam)
Bertahun-tahun setelah tak terdengar kabarnya, sang suami yang dulu menelantarkannya tiba-tiba muncul. Pria itu meminta maaf atas segala perbuatan kejinya di masa lalu.
Sungguh luar biasa, Sindhutai memaafkan suaminya dan menerimanya kembali, bukan sebagai pasangan hidup tetapi menjadi salah satu anak asuhnya.
"Sebab kini saya hanya bisa memberi kasih sayang seorang ibu," ujar Sindhutai.
Sekarang, Sindhutai akan memperkenalkan suaminya sebagai anaknya yang paling tua.
Atas kegigihannya membantu sesama, Sindhutai telah menerima lebih dari 500 penghargaan yang tentunya dibarengi dengan sejumlah uang.
Semua uang yang diperolehnya digunakan sepenuhnya untuk kepentingan anak-anak asuhnya. Salah satunya adalah membuat ruman penampungan bagi anak-anak yatim piatu yang diurusnya.
Kini Sindhutai memiliki enam organisasi yang bekerja untuk memenuhi segala kebutuhan anak-anak yatim piatu.
"Saya tahu bagaimana rasanya ditelantarkan, sendirian, dan tak diinginkan. Saya tak ingin mereka merasakan hal yang sama," papar Sindhutai.
"Saya amat bangga dan senang jika melihat anak-anak saya bisa menjalani hidup dengan baik," tambah dia.
(Baca juga: Rezeki Tak Pernah Tertukar, Kusir Andong Dapat Rezeki Rp500 Ribu Dari Jokowi)
(Artikel ini sebelumnya tayang di Kompas.com, berikut berita selengkapnya)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR