Yang menjadi pertanyaan, mengapa tahun baru Saka jatuh pada bulan ke-10? Masyarakat Bali percaya, angka 10 bisa dianggap sebagai "angka 1 yang muncul dan kekosongan atau nol".
Dalam istilah Bali disebut eka wara luang, yang ditafsirkan pendeta Hindu sebagai eka (satu) itu muncul dari luang (kosong).
Pada pertemuan Dharma Asrama, yang diikuti oleh pemuka agama Hindu, pada tanggal 17 – 23 November 1959 di Campuhan Ubud, Bali, ditetapkanlah tahun baru Saka sebagai hari raya Nyepi.
Ini sungguh bisa dipahami karena lahirnya tahun Saka merupakan titik awal berkembangnya kebudayaan dan agama Hindu di dunia.
Sejak 1983, tahun baru Saka ditetapkan sebagai hari libur nasional berdasarkan Keppres No. 3/1983, tertanggal 19 Januari 1983.
(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Maret 1996)
(Baca juga: (Foto) Ada Pesan Mengharukan dari Sang Ibu di Balik Foto-foto 'Menyeramkan' Putra Kecilnya Ini)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR