Jika musim dingin tiba puluhan ribu pasukan Perancis yang kekurangan pangan dan tidak menemukan tempat tinggal pasti akan menemui “ neraka” musim dingin.
Pasukan Napoleon mulai memasuki Moskow pada 14 September bertepatan dengan datangnya musim dingin dan hujan lebat yang menimbulkan timbunan lumpur di mana-mana.
Serangan dari para kriminal Rusia yang dibebaskan ternyata cukup mengganggu pasukan Napoleon yang dilanda kedinginan hebat dan kurang makan.
Begitu hebatnya musim dingin yang sedang melanda dan tidak ada tanda-tanda lagi untuk memenangkan pertempuran,
Napoleon akhirnya memutuskan untuk menarik mundur pasukannya dan menuju kawasan Kaluga untuk mencari tempat berteduh dan bahan makanan.
Menyadari bahwa jumlah pasukannya tak mungkin ditambah dan didera oleh cuaca musim dingin hebat, Napoelon kemudian memutuskan menarik pasukannya ke arah barat.
Dari lebih 500.000 ribu pasukan Grande Armee yang dikerahkan untuk menyerbu kini tinggal 27.000 personel yang dengan susah payah bergerak mundur menuju posisi yang dianggap aman.
Napoleon sendiri kemudian meninggalkan pasukannya untuk secepatnya menuju Paris untuk mengamankan posisinya sebagai kaisar setelah muncul upaya kudeta yang dilakukan oleh Jenderal Claude de Malet.
Pasukan yang ditinggalkan Napoleon dipimpin Jenderal Joachim Murat tapi belakangan, Murat memilih desersi demi mengamankan tahtanya di Naples.
Pasukan Grande Armee yang kini dipimpin Jenderal Eugene de Beauharnais terus bergerak kea rah barat dan makin jauh dari kawasan Rusia.
Ketika secara resmi kampanye militer Napoleon di Rusia berakhir pada 14 Desember 1812, pasukan Grande Armee yang tersisa tinggal 22.000 personel.
(Baca juga: Misteri Tas yang Muat Banyak Potongan Tangan Manusia, Muncul 3 Dugaan Mengerikan)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR