Intisari-Online.com – Kasus pembobolan rekening melalui ATM marak mewarnai media. Sebagai nasabah bank, kita jelas harus waspada.
Siapakah sebenarnya pelakunya dan modus apa yang mereka gunakan?
Adalah Ruby Alamsyah, ahli forensik digital sekaligus konsultan security dari PT Jaringan Nusantara, yang mengangkat istilah skimming ke hadapan publik.
Skimming merupakan salah satu modus pencurian uang yang dilakukan melalui anjungan tunai mandiri (ATM). Mengapa skimming bisa terjadi, dan bagaimana prosesnya berlangsung?
(Baca juga: Kisah Paranormal ‘Pengambil’ Harta Karun: Perang Batin Jika Harta Itu Tidak Boleh Diambil oleh Si Penunggu)
Skimming mudah dan cepat
Istilah skimming sebenarnya sudah lama dikenal di dunia TI. Teknik ini digunakan untuk menyalin secara ilegal data pada kartu magnetik stripe yang umum digunakan, misalnya untuk kartu ATM dan kartu akses karyawan.
Untuk mencuri uang dari rekening korban, pelaku harus mengetahui data-data yang tertanam dalam kartu ATM korban. Cara untuk mencuri dan menyalin data tersebut, menurut Ruby, bukan hal yang sulit.
Saat beraksi, pelaku menggunakan perangkat magnetic card reader alias skimmer. Alat ini dijual bebas sehingga siapapun bisa mendapatkannya.
Skimmer umumnya dipasang pada mulut depan ATM dan dalam posisi tersembunyi sehingga keberadaannya tak disadari oleh para pengguna ATM. Proses skimming berlangsung sangat cepat dan mudah.
Skimmer akan membaca data dari kartu ATM yang melewatinya lalu menyimpan data itu dalam memorinya.
Selain data tersebut, para pelaku juga harus mengetahui nomor PIN (personal identification number) milik korban. Untuk mendapatkan PIN itu, mereka bisa memasang kamera perekam alias spycam pada ATM pada bagian yang mengarah pada tombol-tombol angka di ATM. Kombinasi angka yang ditekan oleh korban akan direkam oleh kamera tersebut.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR