Tapi jika sel perusahaan penerbangan CIA itu ditelusuri tidak akan ditemui adanya karyawan, kegiatan bisnis, dan aktivitas lainnya.
Jika ditemui adanya struktur organisasi tertulis bisa dipastikan nama-nama yang tertera merupakan nama samaran.
Selain itu, semua aktivitas penerbangan merupakan kegiatan untuk mendukung operasi CIA yang juga dilakukan secara penuh kerahasiaan.
Ketika mendarat di negara yang sedang dilintasi pesawat CIA tersebut, mereka melaporkan diri sebagai pesawat komersial sesuai nama perusahaan yang sudah terdaftar sehingga pesawat yang sesungguhnya membawa tawanan itu lolos dari pemeriksaan.
Salah satu rute umum penerbangan CIA saat membawa tawanan dari Afghanistan adalah terbang menuju Polandia, Rumania, Maroko, dan kemudian mendarat di Guantanamo, Kuba.
Sejumlah negara yang dilintasi oleh pesawat CIA untuk wilayah Eropa antara lain Albania, Inggris, Cekoslovakia, Perancis, Jerman, Italia, Macedonia, Polandia, Portugal, Rumania, Spanyol, dan Swedia.
Sementara untuk kawasan Asia adalah Indonesia, Malaysia, Pakistan, Thailand, dan Uzbekistan.
Untuk kawasan Timur Tengah di antaranya adalah Mesir, Yordania, Libya, Maroko, Arab Saudi, Turki dan Yaman.
Sedangkan negara lainnya lagi yang kerap dilintasi oleh pesawat CIA adalah Australia dan Kanada.
Penerbangan pesawat CIA berkedok pesawat komersial tersebut menggunakan berbagai jenis pesawat mulai dari ukuran sedang hingga kelas jumbo jet.
Tipe pesawat yang dioperasikan CIA terdiri dari, DHC-6-300, Gulfstream G-V, Cessna 208, Cessna 172, CN-235-300, Boeing 737-7ET, DHC-8-315, SA 227 AT, Cessna 208B, Learjet 35A, L-100-30 dan DC-3.
Berdasarkan kesaksian para korban, negara-negara seperti Perancis, Spanyol, Jerman, Italia, Portugal, Inggris, dan lainnya akhirnya melaksanakan investigasi.
Dari penelitian yang dilaksanakan parlemen di Eropa, penerbangan CIA di atas Eropa ternyata dilakukan lebih dari 1.000 kali sehingga membuat pemerintah AS terpaksa turun tangan untuk meredam skandal penerbangan horor tersebut.
Presiden AS Barack Obama yang baru dilantik pada bulan Januari 2009 termasuk yang memberi perhatian besar pada kasus rendition flight itu dan kemudian memerintahkan untuk menutup penjara Guantanamo Bay.
(Baca juga: Kisah Paranormal ‘Pengambil’ Harta Karun: Perang Batin Jika Harta Itu Tidak Boleh Diambil oleh Si Penunggu)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR