Imun mengatakan, hasil penelitian ini dapat dipakai untuk melakukan periodisasi ulang dan memprediksi terjadinya tsunami di waktu mendatang.
Selain itu, hasil penelitian ini juga bisa menunjukkan daerah yang berpotensi terjadi tsunami melalui peta kerawanan bencana.
Sebab, selama beberapa tahun terakhir, pihaknya juga melakukan penelitian lain di Jawa dan NTB, seperti di Pantai Pangandaran pada 2015 lalu, tahun 2016 di Tasikmalaya, Tahun 2017 di Purworejo dan Lombok selatan.
Hasil penelitian yang dilakukan ini akan direkomendasikan kepada pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sebagai rujukan dalam kebijakan mitigasi pemerintah dalam menghadapi bencana tsunami.
“Nanti hasilnya kita serahkan ke BPBD untuk peta penanggulan bencana,” ucapnya.
(Baca juga: ‘Gagalnya’ Sri Sultan Hamengku Buwono IX Jadi Sultan Yogyakarta Pertama yang Pergi Naik Haji)
Secara terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul Edi Basuki menyambut baik penelitian ini.
Harapannya, Gunung Kidul yang memiliki garis panjang pantai sekitar 73 kilometer bisa dilakukan mitigasi bencana tsunami.
“Kita tunggu hasil penelitiannya dikirim ke kita untuk melakukan mitigasi untuk penanganan bencana ke depan,” katanya.
(Artikel ini sebelumnya tayang di Kompas.com, berita selengkapnya di sini)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR