Juliana tidak mau memazulkan diri dan sebagian besar rakyat Belanda berada di pihaknya. Namun Belanda yang modern, dinamis dan negara industri, tidak boleh tidak memiliki pemerintah.
Akhir Juli 1956, Juliana menyetujui penunjukan tiga negarawan kawakan yang akan memeriksa kasus Greet Hofmans dan memberi saran kepada Ratu serta suaminya.
Salah seorang di antara mereka adalah wakil tetap Belanda di NATO, yaitu A.W.L Tjarda van Starkenborgh Stachouwer.
Ia tidak lain dari mantan gubernur jenderal terakhir di Hindia Belanda. Jadi ia bukan orang asing bagi masyarakat Indonesia masa itu.
Sembilan minggu tidak kedengaran apa-apa. Lalu akhir Agustus, Ratu dan suaminya mengeluarkan pengumuman pendek yang menyatakan ketiga orang bijak itu "sudah melaporkan temuan mereka dan memberi saran kepada kami. Saran-saran mereka sangat berharga dalam memecahkan kesulitan yangtimbul selama ini. Kini kami melangkah ke depan dengan penuh keyakinan."
Media dalam maupun luar negeri melaporkan Juliana tidak akan menemui Greet Hofmans lagi dan tidak akan menghadiri pertemuan-pertemuan keagamaan di Het Oude Loo.
(Baca juga: Hidup Borju dari Hasil Menipu: Menengok Kisah Hidup Angela Lee, Cak Budi, hingga Anniesa Hasibuan)
Baron van Heeckeren van Molectan serta ibunya akan keluar dari istana.
Kata orang, krisis sudah berlalu. Putri Mahkota Beatrix pun meninggalkan istana untuk menuntut ilmu di Leiden.
Ini dianggap menunjukkan Ratu tidak akan turun takhta. Namun Juliana marah sekali membaca pemberitaan media yang memberi kesan seakan-akan dia mengalah.
Juliana seorang introvert yang tidak menonjolkan diri. Namun ia memiliki keangkuhan besar. Mustahil seorang ratu dari dinasti Oranje Nassau tunduk kepada tiga penasihat sipil?
Dua minggu setelah pengumuman itu Ratu diketahui masih berkunjung ke pertemuan-pertemuan di Het Oude Loo dan bertemu dengan Greet Hofmans.
Para pengusaha besar di Belanda mendapatkan diri mereka menjadi bahan tertawaan para rekanan dari negara lain karena ratu mereka dianggap berbuat aneh-aneh.
Mereka ingin semua itu dihentikan. Ketiga "orang bijak" juga merasa Juliana ingkar janji. Sementara itu Juliana mengancam akan muncul di televisi guna menjelaskan posisinya kepada rakyat.
PM Willem Drees melarang televisi dan radio menyiarkan pidato Juliana kalau ancaman itu benar-benar dilaksanakan.
(Baca juga: Romantis! Prajurit TNI Lamar Kekasihnya Setelah Melakukan Aksi Terjun Payung)
Belum pernah Ratu dilarang berbicara kepada rakyatnya. Kini Juliana bukan hanya didesak oleh para politisi, tetapi juga oleh dunia bisnis.
Sebuah negara modern tidak bisa berfungsi dengan seorang Rasputin di belakang layar
Pemerintah yang permanen akhirnya dibentuk juga. Juliana tetap berdoa dengan Greet Hofmans di Het Oue Loo, meskipun dengan diam-diam.
La bertahan walaupun pidato-pidatonya dimonitor dengan saksama. Sementara itu pernikahan Ratu dengan suaminya boleh dikatakan hanya tinggal di atas kertas.
Di luar dugaan, penglihatan Marijke berangsur lebih baik, berkat perawatan dokter. la bisa bersepeda di jalan raya dan kelihatan normal.
Greet Hofmans pudar sendiri dari perhatian umum. la diminta meninggalkan istana walaupun Juliana tidak pernah mau mencelanya.
Tanpa banyak dibicarakan orang ia meninggal tahun 1968. Juliana sendiri baru meninggal Maret 2004.
(Seperti pernah dimuat di Buku Kumpulan Kisah Misteri 3 – Intisari)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR