Ia tertegun melihat kepasrahan dan kebesaran hati pendeta yang rela menawarkan hidupnya untuk memberi contoh dalam mengajarkan arti neraka.
Pelan-pelan ia menyarungkan kembali pedangnya. Bersyukur bisa menahan diri. Hatinya dipenuhi kelegaan dan kedamaian.
“Nah, itulah surga,” ujar sang pendeta lagi, pelan, dan pasti. (J. Komfield/C.Feldman)
(Baca juga: Jenius! Dengan Alat Unik Ini Kita Dapat Duduk di Mana Saja Tanpa Perlu Bangku)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR