Ketika pecah perang di Afghanistan F-16 juga dikerahkan, khususnya sejumlah F-16 milik Angkatan Udara Pakistan.
Dalam sejumlah operasi tempurnnya itu, tak jarang pula F-16 harus berduel dengan MiG 21 dan MiG 23.
Dari sekian pertempuran yang pernah diikutinya, dan termasuk spektakuler adalah keterlibatan sejumlah F-16 dalam Operasi Babilon (7 Juni 1981) yang kemudian paling dikenang dunia.
Dalam operasi yang digelar AU Israel ini, delapan F-16 dengan kawalan enam F-15 berhasil menghancurkan telak sasaran reaktor nuklir Osirak di kompleks nuklir besar El Tuwaitha, beberapa kilometer dari Baghdad, Irak.
Operasi ini begitu berbahaya mengingat kompleks nuklir ini dijaga ketat rudal rudal darat ke udara SA-6 buatan Rusia.
Kesuksesannya banyak dipuji karena AU Israel menggunakan strategi yang amat mengesankan dan pesawat yang tepat.
Sejak lepas landas hingga mencapai sasaran, keempat belas jet tempur selalu membentuk formasi rapat.
Operasinya memang operasi senyap (silence operation) hingga tak seorang pun pilot boleh berbicara, kecuali pimpinan penerbangan.
Motif terbang seperti itu ditempuh agar radar yang menangkapnya sulit membedakannya dengan sebuah pesawat sipil jenis B-747.
Operasi ini pun hanya dikendalikan oleh seorang jenderal.
(Baca juga: Lebanon dan Israel ‘Rebutan’ Ladang Minyak, Jenderal Lebanon: Kami Siapkan Semua Metode untuk Hadapi Israel)
Uniknya, jenderal ini pun tak pernah banyak bicara. Dia hanya mengatakan “berangkat”, ketika dinilai misi sudah tepat dimulai.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR