Relatif jarang terjadi pada remaja, tetapi ada beberapa gangguan metabolisme bawaan yang bisa menyebabkan kadar kolesterol darah naik, dan dapat menyebabkan penyakit jantung serta penyakit serebrovaskular, meningkatkan risiko stroke.
9. Terapi hormon, penggunaan steroid, pil KB, dan kehamilan remaja
Semua dapat mengubah hormon tubuh, fisiologi pembuluh darah dan fungsi pembekuan darah, meningkatkan risiko stroke.
10. Trauma kepala, gegar otak atau trauma berat lainnya
Menyebabkan gangguan dalam tubuh, dan berdampak pada stroke iskemik atau hemoragik bagi orang muda.
Selain itu, pola hidup yang tak sehat juga berpotensi menjadi penyebab utama stroke pada remaja.
Menghisap rokok berlebihan, mengonsumsi minuman berenergi, pil kafein, dan narkoba merupakan faktor-faktor risiko besar stroke pada remaja.
(Baca juga: Sederhana tapi Ampuh, Inilah 7 Cara untuk Memulai Pola Hidup Sehat, Semua Orang Bisa Melakukannya)
Gejala stroke pada remaja
Tidak umum bagi remaja untuk mengalami stroke.
Para remaja mungkin tidak mengeluh terkait gejala-gejala penyakit. Bila anak remaja Anda memiliki gejala berikut, dia sebaiknya mendapatkan perawatan medis segera:
Nyeri kepala berat
Perubahan penglihatan
Lemas
Kebingungan
Kesulitan berbicara
Kesulitan dalam memahami
Tingkah laku yang tidak biasa
Penurunan kewaspadaan
Kesulitan berjalan
Keseimbangan yang buruk
(Baca juga: Dari Noda Sepatu hingga Noda Panci, Inilah 5 Cara Menghilangkan Noda dengan Mudah)
Stroke pada remaja dapat mengubah hidup. Pelajari lebih lanjut terkait bagaimana orang tua dan para remaja mendapatkan pertolongan dan dukungan.
Rehabilitasi pasca stroke bisa membantu remaja mencapai hasil terbaik yang dapat mengarah pada kehidupan bahagia, sehat, dan produktif.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR