Intisari-Online.com – Alkisah, hiduplah seorang penggembala miskin yang tuli.
Setiap hari ia menggiring domba-dombanya ke bukit mencari rumput segar.
Dari sana ia memandangi desa tempat ia tinggal bersama keluarganya.
Suatu hari istrinya lupa mengirim bungkusan makan siangnya; juga tidak menyuruh anak mereka untuk membawakannya.
(Baca juga: Hujan Duit di Kuningan, Ternyata Pihak Inilah Biang Keroknya!)
Sampai tengah hari kiriman itu tidak datang juga.
Si penggembala itu berpikir, “Aku akan pulang dan mengambilnya. Aku tidak dapat berdiam di sini sepanjang hari tanpa sepotong makanan.”
Namun ia tidak dapat meninggalkan domba-dombanya.
Ia pun menghampiri seorang pemotong rumput di tepi bukit, yang ia tidak tahu kalau pemotong rumput itu juga tuli.
Katanya, “Saudaraku, tolong jaga domba-dombaku dan awasi jangan sampai tersesat atau berkeliaran. Aku akan mengecek kenapa istriku lupa mengirim makan siangku.”
Karena tidak mendengar kata-kata gembala itu sama sekali, si pemotong rumput itu berkata, “Mengapa aku harus memberi rumput untuk ternakmu? Sedangkan aku sendiri memiliki seekor sapi dan dua ekor kambing di rumah. Tidakkah kau lihat, aku ini harus pergi jauh demi mencari rumput bagi ternak-ternakku. Tinggalkan aku sendiri.”
Ia menggerakkan tangannya dan tertawa kasar.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR