Kumulus oofurus merupakan benteng di sekeliling sel telur yang terdiri atas rangkaian folikuler yang tertanam dalam matriks ekstraseluler. Si kumulus yang tak ada hubungannya dengan awan ini kaya senyawa asam hyaluronat.
Untuk menerobosnya, sperma akan mengeluarkan enzim hyaluronidase yang ternyata bisa ditangkal oleh senyawa gendarusin A dan B. Ini sudah terbukti pada uji coba dengan mencit, kelinci, sapi, dan manusia secara in vitro (pembuahan dalam tabung percobaan).
Bambang mengaku, ia terilhami oleh informasi dari "Laporan Perjalanan ke Jayapura Sentani (Irian Jaya)" tulisan S. Moeso dan P. Agus dari Fakultas Biologi UGM pada 1985.
Ada dua tanaman yang digunakan oleh penduduk setempat untuk menjarangkan kelahiran, yaitu Endospermum mollucanum Becc. dan gandarusa. Berhubung tidak mengenal tanaman yang pertama, maka Bambang memilih gandarusa.
"Yang harus diingat, gandarusa adalah tanaman beracun kalau dikonsumsi oral (dikunyah atau diminum rebusannya)," Bambang Prajogo mengingatkan. Di Papua gandarusa diseduh seluruh bagian tanamannya.
Akan tetapi, menurut Bambang, zat aktifnya ternyata banyak ditemukan di daun. Mungkin orang Papua punya enzim pencernaan yang mampu menaklukkan racun gandarusa.
(Baca juga: Akhirnya Terkuak Misteri Kapal 'Hantu' Penuh Mayat dari Korea Utara yang Terdampar di Jepang!)
Kenyataannya, "Orang Papua anaknya sedikit. Tapi harus ditelaah lagi, karena bukan sekadar pakai KB alami, tapi apakah tingkat kesuburannya rendah karena gizi rendah dan faktor lain."
Gandarusa merupakan tanaman semak liar di dataran rendah hingga 500 m di atas permukaan laut. Tanaman ini banyak tumbuh di hutan, tanggul sungai, atau dipelihara sebagai tanaman pagar dengan stek batang.
Tumbuh tegak, tingginya bisa mencapai 2 m, percabangan banyak dari dekat pangkal batang. Cabang-cabang yang masih muda berwama ungu gelap, bila tua menjadi cokelat berkilat.
Daunnya yang banyak mengandung senyawa gendarusin berupa daun tunggal berbentuk lonjong sepanjang 5 - 20 cm dengan lebar 1 - 3,5 cm, tepi rata, ujung daun meruncing, pangkal berbentuk biji bertangkai pendek 5 - 7,5 mm, warna daun hijau gelap. Letak daun berhadapan.
Bunganya kecil berwarna putih, tersusun dalam rangkaian berupa malai/bulir menguncup, berambut menyebar dan keluar dari ketiak daun atau ujung tangkai. Buah berbentuk bulat panjang. Ada yang berbatang hitam atau hijau.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR