- Warga Venezuela kelaparan
Selama beberapa tahun, Maduro memiliki dua pilihan besar: membayar utang ke China, Rusia dan investor asing atau membeli makanan dan obat-obatan dari luar negeri. Dia telah memilih untuk membayar tagihan. Hasilnya, kelaparan menjadi wabah di Venezuela dan tingkat kematian yang melonjak di rumah sakit.
"Ada orang-orang di Venezuela yang benar-benar kelaparan. Sangat menyedihkan," kata Eric Farnsworth, wakil presiden di Dewan Amerika, sebuah organisasi bisnis. "Saya menyebut Venezuela sebagai negara yang gagal."
Pasokan makanan utama Venezuela didatangkan dari Brazil, Kolombia, dan Meksiko karena pemerintah menghentikan pengolahan lahan pertaniannya yang kaya tahun lalu. Data yang dirilis sebuah firma riset, Panjiva, menyebutkan, untuk lima bulan pertama tahun ini, ekspor makanan dari negara-negara tersebut ke Venezuela turun 61% dari periode yang sama tahun 2015.
Kekurangan obat-obatan juga mengalami kondisi yang sama buruknya. Sekitar 756 wanita meninggal saat akan melahirkan dan setelah melahirkan tahun lalu, meningkat 76% dari tahun 2015.
Hampir 11.500 bayi meninggal pada 2016, meningkat 30% dari tahun sebelumnya. Kasus malaria melonjak menjadi 240.000, meningkat 76% dari tahun 2015.
"Bahkan di rumah sakit, tidak ada bahan makanan untuk pasien," kata Dr Huniades Urbina-Madinah, kepala pediatri di Hospital de Niño J.M. de los Rios, rumah sakit anak-anak di Caracas. "Kami masih belum memiliki obat-obatan, sinar-X, CT scan - tidak ada apa-apa."
Bukan hanya makanan dan obat-obatan. Kadang-kadang orang Venezuela harus mengatur listrik dan air selama musim kering. Krisis telah benar-benar mendorong kelas atas dan menengah Venezuela keluar dari negara tersebut.
Menurut penelitian oleh Tomas Paez, seorang profesor sosiologi di Universitas Sentral Venezuela di Caracas, hampir 2 juta rakyat Venezuela telah meninggalkan negara itu sejak tahun 1999.
Venezuela adalah negara berpenduduk hanya 30 juta orang.
- Krisis politik tak berkesudahan
Sempat terjadi titik balik politik pada 2015 ketika pemimpin oposisi memenangkan mayoritas kursi di Majelis Nasional. Ini menjadi pukulan telak bagi Maduro. Tapi, lagi-lagi, terjadi kebuntuan.
Awal 2016, Maduro mengisi Mahkamah Agung dengan kaki tangannya dengan tujuan memblokir langkah Majelis Nasional untuk memakzulkan dirinya.
Lalu, pada Maret, Mahkamah Agung berupaya membubarkan Majelis Nasional sehingga memicu aksi demonstrasi yang menyebabkan hampir 100 orang tewas.
(Baca juga: Cara Cepat Meraba Kepribadian Seseorang, Cukup Lihat Posisi Duduk Kegemarannya)
Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul “Venezuela, gambaran kolapsnya sebuah negara kaya”
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR