Padahal, Venezuela sebelumnya merupakan negara kaya raya di Amerika Latin.
(Baca juga: Mengenali Jenis Pasukan Tempur TNI Angkatan Darat Berdasarkan Warna Baret)
Bagaimana awal cerita kejatuhan ekonomi Venezuela?
- Negara produsen minyak
Venezuela merupakan suplier minyak terbesar dunia. Sehingga tak jarang hal ini dilihat sebagai mesin pencetak uang bagi Venezuela yang tidak ada habisnya.
Tapi saat ini, pemerintah Venezuela kehabisan uang, harga barang-barang meroket, dan tidak ada yang tahu seberapa buruk lagi kondisi yang akan terjadi pada ekonomi Venezuela.
Selain itu, Venezuela juga merupakan pembangkit tenaga listrik di Amerika Selatan pada 1990-an. Mantan Presiden Bill Clinton menjadikannya pemberhentian pertama dalam perjalanan ke wilayah tersebut pada tahun 1997. Namun, ketidakadilan ekonomi kian mencolok.
Kelas masyarakat elit yang jumlahnya sedikit, mengontrol hampir semua bisnis. Di sisi lain, tingkat kemiskinan kian meningkat. Negara ini kemudian beralih ke paham sosialisme pada 1999 dan memilih Presiden Hugo Chavez.
Dia memperjuangkan populisme, memutuskan hubungan dengan Amerika Serikat dan bergabung dengan China dan Rusia. Kedua negara inilah yang meminjamkan dana miliaran dollar kepada Venezuela.
Chavez memerintah sampai kematiannya pada 2013, dan hingga hari ini masih dikenal sebagai pahlawan bagi orang miskin. Sayangnya, pemerintahan Chavez banyak mengucurkan dana pada program kesejahteraan dan mematok harga tetap untuk segalanya.
Chavez juga mendeklarasikan lahan pertanian sebagai milik negara dan kemudian mengabaikannya. Sebaliknya, Chavez membuat negara tersebut sangat bergantung pada penjualan minyak ke luar negeri.
Sebelum dia meninggal, Chavez memilih Maduro untuk menggantikannya, dan Maduro terus menjalankan praktik rezim Chavez. Pemerintahan Maduro menghentikan penerbitan statistik yang bisa diandalkan, termasuk data pertumbuhan ekonomi dan inflasi.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR