Buntutnya, Rona dicap berkomplot dengan Mama X untuk sama-sama menghindari kewajiban.
Akibatnya Rona harus minta maaf dan menjelaskan kepada tiap Mama satu-persatu.
Tidak mudah mengembalikan situasi sampai dia dapat kembali diterima seperti sebelumnya.
GARA-GARA SALTUM
Ada contoh lain, seorang kawan mengenakan baju warna-warni saat menghadiri upacara menerimaan murid baru di SD Jepang.
Langsung semua orang melirik, baik sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan.
Pasalnya, di tengah lautan busana anggun warna gelap atau beige para ibu, kawan tersebut jadi terlihat begitu mencolok.
Mirip seperti stabilo yang terjatuh di tengah abu. Sejak saat itu dia belajar, banyak aturan tidak tertulis yang ditaati tanpa kecuali oleh masyakat Jepang, walau kadang tanpa alasan tertentu.
Boleh saja coba mendobrak keteraturan itu, asal siap mati gaya.
Barangkali karena kebiasaan begerak dalam kelompok, orang Jepang cenderung terlihat tidak percaya diri jika harus maju sendirian atau mengawali percakapan.
Atau penyebab lainnya menurut Oing, 30 tahun, pada dasarnya orang Jepang lebih suka menghindari interaksi dengan orang luar demi memperkecil risiko konfrontasi baru.
Mereka cari aman dan menjadi orang yang “biasa-biasa saja”.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR