Para Mama dalam satu kelompok bisa begitu seragamnya sampai sulit dibedakan. Ini termasuk pilihan gaya topi, gendongan bayi, tempat belanja, merek jus buah, dll.
(Baca juga: (Foto) Operasi Plastik Tidak Seinstan yang Dibayangkan, Wanita Ini Menderita 3 Bulan Setelah Jalani Operasi)
Namun karena mereka nyaman bergerak dan bersuara sama dalam kelompok, akibatnya agak sulit menerima sesuatu yang berbeda dari sesama orang Jepang.
Flora , 37 tahun, yang bertahun-tahun menetap di Jepang mengisahkan. Di sekolah anaknya masuk anak Jepang hasil produk international school dan lama tinggal di luar negeri.
Anak ini terbiasa memeluk, berkomunikasi melalui sentuhan sesuai dengan kebiasaannya di luar negeri.
Tidak aneh ‘kan? Sayangnya, bagi orang Jepang (para Mama) tindakan ini dipandang sedikit kurang ajar.
Akibatnya, Mama si anak tadi jadi bahan gosip kelas berat.
Perlu waktu lama untuk meluruskannya. Satu orang dalam kelompok bilang A, seluruh kelompok mengamini.
Akhirnya seluruh kelompok sepakat menjauhi Mama yang anaknya rajin memeluk itu. Kasihan.
Lain lagi cerita Rona, 35 tahun. Gara-garanya dia pernah beberapa kali makan siang berdua dengan seorang Mama Jepang (sebut sama Mama X) yang dijuluki “kuuki wo yomenai hito” (orang yang tidak peka terhadap sekitar), karena cenderung cuek dan santai.
Suatu saat kebetulan Rona absen rapat orang tua murid untuk pemilihan Class Mom karena alasan pekerjaan.
Tak diduga ternyata Mama X juga absen, tapi karena memang mangkir tidak ingin terlibat menjadi ClassMom.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR