Namun begitu menjejakkan kaki di pantai dan berusaha maju membuat pijakan, maka barulah mereka merasakan sengitnya perlawanan pasukan Jepang.
Misalnya pasukan dari divisi ke-5 gagal untuk mencapai kaki Suribachi karena hebatnya perlawanan Jepang.
Sedang di utara pasukan dari Divisi ke-4 pun juga menemui kesulitan.
Dalam satu peristiwa, 16 tank Sherman yang maju menyerang, berhadapan dengan pasukan anti-tank yang dipimpin Kapten Masao Hayauchi.
Pertempuran berlangsung sengit sampai pasukan Jepang kehilangan semua senjata antitank-nya.
Melihat tak ada cara lain untuk bertempur, Hayauchi dengan membawa bahan peledak menyerang sebuah tank. Ia ledakkan dirinya pada tank tersebut.
Karena kuatnya serbuan Amerika akhirnya Batalion-25 dari Divisi ke-5 Marinir berhasil menerobos pertahanan Jepang, namun dengan 550 dari 700 personelnya menjadi korban.
(Baca juga: Bagi Ilmuwan NASA, Meletusnya Gunung Agung adalah Berita Bahagia Bagi Kehidupan Umat Manusia)
Petang hari, pasukan marinir akhirnya berhasil sampai ke kaki Suribachi sesudah bertempur mati-matian menghancurkan pertahanan musuh satu demi satu dengan semburan api, bahan peledak, tembakan, bayonet dan lain-lainnya.
Esok harinya mereka mulai merayap dan membakar lubang-lubang Jepang dengan berdrum-drum bensin.
Pada hari ketiga, tinggal sekitar 300 prajurit Jepang di dalam gunung dan tidak mungkin mempertahankannya lagi.
Dengan dipimpin seorang letnan AL mereka bermaksud melapor kejatuhan Suribachi kepada Jenderal Kuribayashi.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR