Tidak hanya kerugian materi, Deni menyebut proses pergantian mesin juga memakan waktu yang relatif lama.
Karena suku cadang yang dibutuhkan bukanlah suku cadang yang langsung tersedia (fast moving) seperti halnya servis dan perbaikan biasa.
Belum lagi, lanjut Deni, pergantian mesin harus melalui proses pelaporan ke kepolisian.
Karena polisi harus mengecek nomor mesin guna memastikan riwayat pemakaiannya. Tujuannya mencegah mobil yang berstatus curian.
Karena mahalnya biaya perbaikan disertai rumitnya proses pengurusan, Deni mengingatkan pemilik mobil untuk tidak coba-coba menerobos banjir.
Solusi terbaik bila menemui banjir adalah mencari rute lain.
Jika terpaksa melewati banjir, pastikan tinggi genangan air setidaknya 30 cm di bawah saringan udara agar tidak tersedot ke dalam mesin.
Selain itu jaga putaran mesin tetap tinggi agar air tidak terhisap ke dalam knalpot.
“Jadi jangan nekat. Lebih baik menahan diri karena akan mahal resiko yang harus ditanggung,” jelas Deni.
(Baca juga: Selamatkan Puluhan Nyawa saat Perang Vietnam, Veteran Ini Diganjar Penghargaan Tertinggi Militer AS)
(Artikel ini sebelumnya tayang di Kompas.com dengan judul "Mobil Nekat Terobos Banjir, Puluhan Juta Bisa Melayang')
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR